Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tutup Tahun Politik dengan "Gaudium Et Spes"

28 Desember 2019   07:54 Diperbarui: 28 Desember 2019   13:59 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin beserta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berjabat tangan setelah debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Pertarungan itu sekelas pertandingan Sepak Bola El Clasico di Liga Spanyol, antara Real Madrid melawan Barcelona.

Sebagaimana pertandingan El Clasico, maka biasanya yang akan menjadi sorotan publik di televisi dan penonton di stadion adalah para bintang lapangannya. Seperti misalnya antara Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam beberapa musim lalu sebelum Ronaldo hengkang dari Real Madrid.

Demikian juga dalam "El Clasico Politik" Indonesia di tahun ini, di mana yang menjadi sorotan publik adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Hal tersebut di atas, senada dengan hasil jajak pendapat Kompas pekan lalu, yang menunjukkan bahwa separuh lebih responden (53, 2 %) menilai bahwa Pemilihan Presiden sebagai peristiwa politik paling menonjol pada tahun 2019.

Pilihan itu, tentu dipandang wajar karena sepanjang satu tahun terakhir ini, agenda Pemilu amat mendominasi panggung politik nasional. Dikatakan demikian karena sejak awal tahun, publik Tanah Air sudah disuguhi dengan agenda kampanye serta debat presiden dan wakil presiden.

Selain dinamika Pemilu, laporan Kompas (23 Desember 2019) juga menyebut peristiwa politik yang muncul dalam memori publik adalah soal pembentukan Kabinet Indonesia Maju. Mulai dari penunjukan para menteri hingga staf ahli presiden dari kalangan milenial.

Selain itu, hal lain yang menarik dan melekat kuat menjadi perhatian publik adalah Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan rencana pemindahan ibu kota.

Semua hal tersebut di atas dapat dikemas dalam bahasa esoterik dan dapat dikatakan sebagai "Deburan Ombak Politik Praktis" bagi publik di negeri ini.

Kenyataan Praktik Politik
Sejak awal tahun 2019, bahkan sebenarnya sejak akhir 2018, seluruh masyarakat, terutama di akar rumput, tampak seolah seperti ikan yang sedang berenang di dekat permukaan laut. Posisi dan situasi ikan-ikan seperti itu, akan sangat mudah bagi para predator seperti burung camar untuk memangsa mereka.

Analogi di atas menjelaskan bahwa ketika para elite politik bertarung untuk merebut kekuasaan, publik akan selalu menjadi korban belaka, dan dieksploitasi dengan beragam kiat politik melalui janji dan harapan politis oleh politisi yang kerap menempatkan dirinya sebagai PHP (Pemberi Harapan Palsu).

Ketika kemudian terjadi praktik politik transaksional, maka publik pada akhirnya akan menghendaki adanya transaksi politik yang bersifat resiprokal atau bersifat timbal balik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun