Mohon tunggu...
Goresan Pena
Goresan Pena Mohon Tunggu... -

Salam kenal Semua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Anak yang Malang Itu Meregang Nyawa Kala Fajar Menyingsing

2 Mei 2011   11:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:09 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Google

Celaka! Kudengar ayam berkokok bersahutan. Pagi menjelang. “Tugasmu sudah selesai, wahai penjaga malam. Kembalilah ke langit!” Kata penjaga pagi. “Tapi aku belum menolong bapak penjual kopi itu, anaknya…,” belum selesai aku berkata tubuhku seperti tersedot suatu pusaran kencang. Ditarik ke langit.

Aku merasa sangat berdosa lantaran tak segera mengambil keputusan. Bodohnya aku. Tak bisa menolong bapak-anak itu. Kemudian, sampai di telingaku, anak yang malang itu meregang nyawa kala fajar menyingsing.

Aku benci tak terlihat. Benci sekali!

Salam Cinta Selalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun