Mohon tunggu...
Izha Aulia
Izha Aulia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku ini suka baca puisi, kalau bikin puisi mah gampang ngasal aja ha ha ha ... dan aku ingin berteman dengan siapapun ....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Bukan) Matakuliah Favorit!

10 Juli 2012   07:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“he he he okeh non.” Tidak sampai 30 menit gue udah ngacir lagi dari tempat riri. Ini demi matakuliah sosilogi sastra upss … maksudnya cowok incaranku ha ha ha.

Jakarta – puncak – jakarta … sungguh hari yang melelahkan, tapi aku tetep semangat buat kuliah, soalnya ini adalah minggu terakhir dan aku masih belum tau nama cowok itu. Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan posisiku sudah sampai disamping tol jagorawi atau persis disamping gedung antam.

Prittttttt ….

OMG … ada manusia berseragam coklat dengan kumisnya yang tebal kayak pak raden, lengkap dengan sepatu boot dan helm bertuliskan “polisi”

“selamat malam dek.”

“m m m aalam … pak.”

“bisa lihat kelengkapan surat-suratnya.” Aku mengeluarkan STNK dan KTPku, dan memberikannya kepada polisi itu.

“SIM-nya ?” aku tersenyum dengan senyuman yang paling manis, mungkin dengan ini si polisi akan mempersilakan aku untuk melanjutkan perjalanan. Oh …. Tidak … dia mengeluarkan senjatanya dengan berpura-pura menulis di lembar berwarna merah.

“yah .. pak jangan ditilang dong, saya kan mau kuliah pak, tuh didepan kampusnya.” Tetapi polisi itu sibuk melihat STNK dan menuliskan sesuatu di lembar bewarna merah itu.

Hufft … dengan berat hati aku mengeluarkan separuh uang yang kudapat dari riri.

“okeh pak, mungkin dengan ini saya tidak ditilang.” Ketika melihat lembar selembar uang kertasan berwarna biru itu, dalam hitungan detik saja pak polisi itu memberikan STNK dan KTP ku dan mempersilakan aku untuk melanjutkan perjalanan, tak lupa dia juga berkata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun