Selama menjadi penguasa, Francisco memegang beberapa peran penting antara lain menjadi Kepala Negara Spanyol selama 8 tahun (1/4/1939 โ 31/3/1947), Kepala Raja di Kerajaan Spanyol selama 28 tahun (31/3/1947 โ 20/10/1975), jabatan yang ia bawa sampai akhir hayatnya. Tidak puas dengan kekuasaan di 2 pos ini, dia juga pernah menjadi Kepala Pemerintahan selama 34 tahun (5/2/1939 โ 8/6/1973).
Perang yang berlangsung 3 tahun ini justru menjadi akhir hidup bagi ratusan warga di kota Guernica. Perang ini terjadi antara kelompok nasionalis (nacionales-Spanyol) dan kelompok republik (republicanos) yang setia pada pemerintah. Jenderal Francisco yang menjadi bagian dari kelompok nasionalis akhirnya menang.
Kemenangan ini bukan saja menjadi kekalahan bagi kelompok republik. Kemenangan ini mnandai mulainya zaman kedikatoran dari Jenderal Francisco. Dia menerapkan ideologinya berdasarkan semangat fasisme di Italia. Dan dengan ideologi ini dia mendapat bantuan dari pasukan fascismo Italia dan pasukan nazi Jerman. Dua kelompok inilah yang membantunya termasuk menghancurkan kota Guernica.
Dari peristiwa ini muncul pelajaran bagi kita: perang tidak akan pernah jadi solusi dari sebuah masalah. Pelajaran inilah yang mau disampaikan oleh kelompok La Carovana dalam aksi jalan kaki ini. Gerakan Rete di Cooperazione educativa-Cโรจ speranza se accade@ berada di balik aksi ini. Gerakan ini sudah berusaha untuk menyukseskan acara ini sejak 2015 yang lalu.
Sejak saat itu, Gerakan ini mengajak sekitar 8000 pelajar di banyak sekolah di Italia untuk mempromosikan pesan perdamaian ini. Mereka berdiskusi, membicarakan, melukiskan perang di dalam pelajaran sekolah. Diskusi ini bertujuan agar mereka memahami dan berusaha melampaui kekejaman perang itu. Pada akhirnya, mereka juga membuat tulisan atau buah pikiran, atau juga lukisan di sekitar lingkungan mereka untuk menyampaikan pesan damai, menolak perang dan aksi kekerasan.
Mereka kiranya paham bahwa Perang Sipil di Spanyol ini amat kejam. Mereka tidak sendiri. Pelukis kondang dari Spanyol Pablo Picasso pada 1937 juga membuat sebuah lukisan tentang peristiwa ini. Picasso adalah pelukis dan pemahat terkenal yang namanya sudah mendunia. Dia juga tidak tinggal diam dengan aksi kejam di negerinya ini.
Melalui lukisannya itu, pelukis yang lahir di kota Malaga-Spanyol pada 25 ottobre 1881 ini melukiskan drama perang ini. Picasso memang meninggal di Mougins-Prancis pada 8 aprile 1973, tetapi ingatannya akan perang ini amat tajam. Ia hidup pada masa perang ini. Itulah sebabnya, lukisannya juga menggambarkan situasi chaos pada saat itu.
Picasso melukiskan Kuda itu di bawah sebuah lampu pelita. Lampu itu melambangkan ketenangan keluarga Spanyol yang akhirnya terusik oleh prang sipil itu. Kuda itu memang pada akirnya tidak tenang. Kuda itu dibagi-bagikan menurut bagiannya seperti rakyat Spanyol yang terpecah-pecah.
Suasana tenang ini kiranya menjadi kerinduan kita di Indonesia ini. Inilah ciri khas bangsa kita. Maka, mari kita jauhkan gambaran serpihan dan perpecahan seperti dalam lukisan Picasso. Aksi 1000 lilin bukan untuk memecah tetapi sekadar tanda solidaritas dan penyampaian pendapat saja.
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.