Di sekolah ini, murid Kristiani dan Islam mengenyam pendidikan bersama. Tidak ada konflik yang memisahkan. Semangatnya memang adalah perdamaian dan persatuan. Semangat ini kiranya perlu dikuatkan apalagi dengan adanya gerakan teroris akhir-akhir ini di Mesir. Warga minoritas Kristiani menjadi korban nyata dalam dua aksi teroris belakangan. Paus Fransiskus dalam pertemuannya dengan otoritas sipil Mesir mengingatkan semangat ini. Kepada mereka, Paus berharap agar suasana damai terus diperjuangkan. Perdamaian ini kiranya juga untuk seluruh daerah Timur Tengah. Itulah sebabnya, Paus mengatakan, “Dari Siria sampai Libia, perdamaian harus terus diperjuangkan.”
Jika masih hidup, para korban ini akan menjadi saksi sejarah yang menarik. Sayang, darah mereka menjadi korban aksi para penjahat. Besar harapannya agar mereka menjadi korban yang terakhir. Kita berharap agar peristiwa seperti ini tidak akan terulang lagi. Paus Fransiskus dalam komentarnya terhadap peristiwa pembunuhan 3 Suster Xaverian di Burundi tahun 2014 yang lalu mengatakan, darah para martir ini akan menjadi benih iman bagi umat Burundi. Akankah darah para martir Mesir akan menjadi benih iman bagi warga Mesir?
Benih ini memang bisa menjadi berkat jika ada perubahan dalam situasi keamanan. Tanpa itu, benih ini tidak akan tumbuh. Seperti benih lainnya, benih iman akan tumbuh hanya pada tanah yang subur, tanah tanpa konflik, tanah yang damai. Pada perjalanan ke Mesir, dalam acara konferensi dengan para jurnalis di dalam pesawat, Paus memberkati seorang jurnalis Rusia yang sedang hamil. Vera Shcherbakova dari agenzia Itar-Tass Rusia mengatakan kepada Paus, “Saya adalah jurnalis pertama yang mengadakan perjalanan dengan Paus dalam kondisi saya yang sedang hamil.” Vera kemudian menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat. Paus menjawabnya dengan senyum dan dengan tangannya, membuat tanda salib pada perut Vera.
Umat Muslim masuk ke Mesir pada abad ke-7 Masehi. Tepat sekitar 600 tahun setelah kedatangan umat Kristiani Koptik. Kata Koptik atau ‘Copto’ berarti ‘egiziano atau Egypt yang berarti Mesir’. Jadi, Kristen Koptik menunjuk pada orang Kristen Mesir. Orang Kristen Koptik berjumlah 10 juta dan menjadi minoritas di Mesir (sekitar 10-15% dari total penduduk Mesir). Sekitar 90% dari mereka adalah Kristen Ortodoks, sisanya beragama Katolik.
Orang Kristen dan Islam sudah hidup bersama sejak ribuan tahun. Mereka tinggal dan bekerja bersama di setiap sudut kota dan wilayah mereka. Anak-anak mereka mengemyam pendidikan di tempat yang sama. Mereka juga berbagi suka dan duka baik sosial maupun politik serta ekonomi. Kehidupan seperti ini adalah gambaran kehidupan umat beragama yang damai, tanpa fitnah, tanpa saling menguasai.
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.
PRM, 29/4/2017
Gordi