Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika Paus Fransiskus Berkunjung ke Negara Muslim Terbesar di Dunia

29 April 2017   05:50 Diperbarui: 30 April 2017   13:01 3101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus dan Imam Besar al-Tayeb, FOTO: ansa.it

Di sekolah ini, murid Kristiani dan Islam mengenyam pendidikan bersama. Tidak ada konflik yang memisahkan. Semangatnya memang adalah perdamaian dan persatuan. Semangat ini kiranya perlu dikuatkan apalagi dengan adanya gerakan teroris akhir-akhir ini di Mesir. Warga minoritas Kristiani menjadi korban nyata dalam dua aksi teroris belakangan. Paus Fransiskus dalam pertemuannya dengan otoritas sipil Mesir mengingatkan semangat ini. Kepada mereka, Paus berharap agar suasana damai terus diperjuangkan. Perdamaian ini kiranya juga untuk seluruh daerah Timur Tengah. Itulah sebabnya, Paus mengatakan, “Dari Siria sampai Libia, perdamaian harus terus diperjuangkan.”

Gereja Koptik San Marco di Cairo, FOTO: avvenire.it
Gereja Koptik San Marco di Cairo, FOTO: avvenire.it
Perdamaian ini kadang-kadang menjadi amat mahal. Seperti yang terjadi di Siria, umat Kristiani di Mesir juga harus membayar dengan darah mereka. Darah para martir dalam tradisi Kristiani. Di depan darah korban tak bersalah ini, kita hanya mampu untuk merenungkan dan menanyakan kembali arti pentin persaudaraan. Paus tak lupa menyampaikan rasa solidaritasnya kepada Patriarca Bartolomeo dan Patriarca Tawaadros II. “Darah para martir tak bersalah ini menyatukan kita,” kata Paus.

Jika masih hidup, para korban ini akan menjadi saksi sejarah yang menarik. Sayang, darah mereka menjadi korban aksi para penjahat. Besar harapannya agar mereka menjadi korban yang terakhir. Kita berharap agar peristiwa seperti ini tidak akan terulang lagi. Paus Fransiskus dalam komentarnya terhadap peristiwa pembunuhan 3 Suster Xaverian di Burundi tahun 2014 yang lalu mengatakan, darah para martir ini akan menjadi benih iman bagi umat Burundi. Akankah darah para martir Mesir akan menjadi benih iman bagi warga Mesir?  

Benih ini memang bisa menjadi berkat jika ada perubahan dalam situasi keamanan. Tanpa itu, benih ini tidak akan tumbuh. Seperti benih lainnya, benih iman akan tumbuh hanya pada tanah yang subur, tanah tanpa konflik, tanah yang damai. Pada perjalanan ke Mesir, dalam acara konferensi dengan para jurnalis di dalam pesawat, Paus memberkati seorang jurnalis Rusia yang sedang hamil. Vera Shcherbakova dari agenzia Itar-Tass Rusia mengatakan kepada Paus, “Saya adalah jurnalis pertama yang mengadakan perjalanan dengan Paus dalam kondisi saya yang sedang hamil.” Vera kemudian menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat. Paus menjawabnya dengan senyum dan dengan tangannya, membuat tanda salib pada perut Vera.

Panorama Universitas Al-Azhar, Cairo FOTO: Siciliani
Panorama Universitas Al-Azhar, Cairo FOTO: Siciliani
Kunjungan Paus Fransiskus ini mengingatkan kunjungan Santo Fransiskus dari Asisi pada 800 tahun yang lalu. Santo Fransiskus berangkat ke Mesir untuk membangun jembatan perdamaian dengan Islam. Ini berarti, Jembatan Perdamaian ini dibangun sejak waktu yang lama sekali. Jembatan ini dibuat persis untuk kebutuhan umat Kristiani dan Islam pada saat itu.

Umat Muslim masuk ke Mesir pada abad ke-7 Masehi. Tepat sekitar 600 tahun setelah kedatangan umat Kristiani Koptik. Kata Koptik atau ‘Copto’ berarti ‘egiziano atau Egypt yang berarti Mesir’. Jadi, Kristen Koptik menunjuk pada orang Kristen Mesir. Orang Kristen Koptik berjumlah 10 juta dan menjadi minoritas di Mesir (sekitar 10-15% dari total penduduk Mesir). Sekitar 90% dari mereka adalah Kristen Ortodoks, sisanya beragama Katolik.

Orang Kristen dan Islam sudah hidup bersama sejak ribuan tahun. Mereka tinggal dan bekerja bersama di setiap sudut kota dan wilayah mereka. Anak-anak mereka mengemyam pendidikan di tempat yang sama. Mereka juga berbagi suka dan duka baik sosial maupun politik serta ekonomi. Kehidupan seperti ini adalah gambaran kehidupan umat beragama yang damai, tanpa fitnah, tanpa saling menguasai.

Sebuah spanduk Selamat Datang untuk Paus Fransiskus, terpampang di sekitar Gereja Katedral Koptik San Marco di kota Cairo, Mesir, FOTO: ansa.it
Sebuah spanduk Selamat Datang untuk Paus Fransiskus, terpampang di sekitar Gereja Katedral Koptik San Marco di kota Cairo, Mesir, FOTO: ansa.it
Kehadiran aksis teroris belakangan menjadi ancaman bagi kehidupan yang damai ini. Semoga kehadiran Paus Fransiskus di Negara Muslim Terbesar di Dunia ini mampu menumbuhkan kembali tali persaudaraan dan persatuan di antara warga Mesir. Pope of Peace in Egypt of Peace.

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 29/4/2017

Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun