Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pulitzer, Pemuda Yahudi yang Sukses di Negeri Asing

9 April 2017   05:53 Diperbarui: 9 April 2017   19:00 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medali Pulitzer Prize, FOTO: ciderpressreview.com

100 tahun Hadiah Pulitzer, FOTO: news.columbia.edu
100 tahun Hadiah Pulitzer, FOTO: news.columbia.edu
Para pemenang pada setiap tahunnya akan diundang untuk menerima hadiahnya di Columbia University Graduate School of Journalism,AS. Universitas ini termasuk universitas berkualitas di AS dan di dunia. Tidak salah kiranya jika pembagian hadiah bergengsi ini dibuat di universitas bergengsi ini. Saking bergengsinya hadiah Pulitzer ini, banyak orang ingin memperolehnya. Tak jarang, jalan singkat pun diambil agar sampai pada impian prestisius itu.

Dalam sejarahnya, kecurangan pada pemenangnya pun tetap dievaluasi. Lihat misalnya Fotografer koran Associated Press asal Meksiko Narciso Contreras (37). Dia memenangkan kategori foto liputan dalam perang di Siria pada 2013 yang lalu. Setelah diselidiki, foto yang dia tampilkan rupanya tidak asli. Foto itu hanya hasil editan.

Foto yang kurang asli lainnya juga dibuat oleh jurnalis koran New York Times, Laszo Balogh asal Hongaria. Balogh menjadi pemenang pada tahun 2016 yang lalu. Masih berupa foto tentang para pengungsi Siria yang masuk negara Hongaria. Foto ini rupanya hasil editan dari sebuah video di Euronews.

Latar belakang Pulitzer sebagai kaum imigran kiranya ikut berpengaruh pada kategori pemenang hadiah ini. Pada tahun 2016 yang lalu, tema yang diangkat dalam hadiah ini adalah tragedi kaum imigran di Mediterania. Kali ini, pemenangnya adalah dari kelompok New York Times juga. Para jurnalis yang menang untuk kategori Breaking News Photography ini adalah Mauricio Lima, Sergey Ponomarev, Tyler Hicks and Daniel Etter.

Medali Pulitzer Prize, FOTO: ciderpressreview.com
Medali Pulitzer Prize, FOTO: ciderpressreview.com
Pulitzer Prize tidak saja dalam bidang jurnalisme. Bidang sastra pun menjadi bagian darinya. Sastra rupanya membuat orang bisa bermimpi. Inilah yang terjadi pada pemenang Pulitzer Prizebidang sastra tahun 2008 yang lalu. Namanya Philip Schultz, dari kota New York, menerima hadiah ini pada usia 63 tahun.

Schultz yang tidak mahir berbicara dan membaca ini rupanya punya impian menjadi penulis. Mimpi ini membawanya pada kemustahilan. Dia yang tidak bisa membaca dan menulis rupanya menang dengan puisi berjudul Failure alias kegagalan. Schultz yang tampaknya gagal ini rupanya bisa menulis puisi berjudul gagal dan gagal rupanya hanya ada dalam angan-angan. Nyatanya, dia menang dengan puisi gagal.

Jika Anda mau mendapat hadiah ini, cukup bermimpi dan jangan takut gagal. Maukah Anda bermimpi dan takut gagal?

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 9/4/2017

Gordi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun