Dalam sejarahnya, kecurangan pada pemenangnya pun tetap dievaluasi. Lihat misalnya Fotografer koran Associated Press asal Meksiko Narciso Contreras (37). Dia memenangkan kategori foto liputan dalam perang di Siria pada 2013 yang lalu. Setelah diselidiki, foto yang dia tampilkan rupanya tidak asli. Foto itu hanya hasil editan.
Foto yang kurang asli lainnya juga dibuat oleh jurnalis koran New York Times, Laszo Balogh asal Hongaria. Balogh menjadi pemenang pada tahun 2016 yang lalu. Masih berupa foto tentang para pengungsi Siria yang masuk negara Hongaria. Foto ini rupanya hasil editan dari sebuah video di Euronews.
Latar belakang Pulitzer sebagai kaum imigran kiranya ikut berpengaruh pada kategori pemenang hadiah ini. Pada tahun 2016 yang lalu, tema yang diangkat dalam hadiah ini adalah tragedi kaum imigran di Mediterania. Kali ini, pemenangnya adalah dari kelompok New York Times juga. Para jurnalis yang menang untuk kategori Breaking News Photography ini adalah Mauricio Lima, Sergey Ponomarev, Tyler Hicks and Daniel Etter.
Schultz yang tidak mahir berbicara dan membaca ini rupanya punya impian menjadi penulis. Mimpi ini membawanya pada kemustahilan. Dia yang tidak bisa membaca dan menulis rupanya menang dengan puisi berjudul Failure alias kegagalan. Schultz yang tampaknya gagal ini rupanya bisa menulis puisi berjudul gagal dan gagal rupanya hanya ada dalam angan-angan. Nyatanya, dia menang dengan puisi gagal.
Jika Anda mau mendapat hadiah ini, cukup bermimpi dan jangan takut gagal. Maukah Anda bermimpi dan takut gagal?
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.
PRM, 9/4/2017
Gordi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H