Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kunjungi Milan, Paus Fransiskus Sebar Ajakan untuk Memperhatikan Orang Pinggiran

25 Maret 2017   05:23 Diperbarui: 25 Maret 2017   19:00 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus dengan latar Katedral Milan, FOTO: infovaticana.it

Penantian itu hampir nyata. Warga Milan tak lagi menunggu lama-lama untuk dikunjungi. Mereka selama ini sibuk menyiapkan segala sesuatunya demi kunjungan yang dirindukan ini. Hari ini, Sabtu 25 Maret 2016, penantian itu akan menjadi sesuatu yang baru bagi mereka.

Ya, Paus Fransiskus mengunjungi warga kota Milan. Milan adalah kota terbesar kedua di Italia. Jumlah penduduknya beda sedikit dengan kota Roma sebagai kota terbesar di Italia. Jika Roma mempunyai 2 873 598 orang, Milan mempunyai 1 350 973 (data terbaru pada 30-11-2016). Perbedaan jumlah penduduk ini tidak membuat keduanya berjauhan. Di mana-mana di Italia, kedua kota ini menjadi penentu bahkan juga menjadi buah bibir. Betapa tidak, peran keduanya akan dilihat oleh seluruh warga Italia.

Peran inilah yang mereka mainkan tahun lalu. Saat itu, Roma sedang terombang-ambing oleh wali kota Ignazio Marino (2013-15). Marino yang tersangkut kasus korupsi ini dijadikan bahan olokan oleh warga dan wali kota Milan Giuliano Pisapia (2011-16). Keduanya pun terlibat perang mulut di media massa. Dari Milan ada olokan jika Roma itu kotor. Dari Roma juga ada olokan balasan misalnya Milan itu kota macet. Lalu, pada suatu waktu keduanya pun membandingkan jumlah penduduk kota mereka. Roma pun pada titik ini menang telak.

Milan memang berbeda dengan Roma apalagi dalam hal jumlah penduduk. Roma tidak tertandingi. Namun, perbedaan ini tidak membuat keduanya berada di titik yang berbeda. Roma dan Milan bagi orang Italia adalah dua kota penting. Orang Italia menganggap keduanya sebagai ibu kota. Roma adalah ibu kota politik dan Milan adalah ibu kota ekonomi. Jangan heran jika sebagian besar politikus berada di Roma dan sebagian besar pemimpin perusahaan besar ada di Milan. Posisi inilah yang membuat Milan dan Roma berada pada titik yang sama.

Galleria Vittorio Emanuele II di samping Gereja Katedral Milan, FOTO: milano.fanpage.it
Galleria Vittorio Emanuele II di samping Gereja Katedral Milan, FOTO: milano.fanpage.it
Milan juga dianggap sebagai kota mode di Italia dan dunia. Lihat saja, banyak pameran mode ada di Milan. Bahkan karena peran ini, Milan juga berada sejajar dengan beberapa kota mode internasional lainnya seperti Paris, London, Tokyo, dan sebagainya. Predikat sebagai kota mode ini pun sering ditanyakan oleh teman-teman dari Indonesia. Rupanya mereka tahu lebih dulu ketimbang saya. Beberapa dari mereka juga pernah menyambangi kota Milan yang kaya akan seni itu.

Sebagai kota mode, Milan dikunjungi banyak wisatawan dunia. Warga asing yang datang ke Italia hampir menjadikan Milan sebagai tujuan pertama atau kedua mereka selain Roma, Vatikan, dan Venezia. Hari ini, kunjungan ini juga dibuat oleh warga Italia yang ingin melihat Paus Fransiskus yang datang menyapa warga kota Milan. Kedatangannya seperti kedatangan pengunjung lainnya. Jika penyuka dunia mode datang ke Milan tepatnya di Galleria Vittorio Emanuele II, Paus Fransiskus mengunjungi tetangganya. Paus akan berada di Gereja Katedral Milan atau yang sering disebut il Duomo di Milano.

Milan sebagai ibu kota ekonomi Italia tentunya dibanjiri banyak uang. Jika Jakarta-Indonesia menjadi pusat ekonomi Indonesia, Milan menjadi pusat ekonomi Italia. Peredaran orang kaya pun kiranya seperti di Jakarta. Jika 80% uang-nya orang Indonesia ada di Jakarta, hampir 80% uang-nya orang Italia beredar dari dan ke Milan. Perbandingan ini hanya untuk memahami peran kota Milan sebagai roda ekonomi Italia.

Meski banyak orang kaya tinggal di Milan, kota ini juga—seperti Jakarta—dihuni oleh kaum miskin. Kiranya benar adagium klasik yang selalu aktual, di mana ada orang kaya, di situ ada orang miskin.Ini berarti tidak ada kekayaan yang total. Setiap kekayaan selalu menyisakan kemiskinan. Maka, sebaiknya memang mesti ada keseimbangan agar jurang kaya-miskin tidak ada. Orang miskin di Milan banyak bentuknya. Mulai dari pengemis sampai pencuri. Mulai dari pengamen gadungan sampai anggota geng mafioso.

Paus dengan latar Katedral Milan, FOTO: infovaticana.it
Paus dengan latar Katedral Milan, FOTO: infovaticana.it
Situasi ini disadari juga oleh Paus Fransiskus. Namun, bukan berarti ini jadi alasan untuk tidak mengunjungi warga Milan. Bagi Fransiskus, apa pun situasinya, dia tetap mau bertemu warga kota Milan. Untuk itulah ia datang. Milan memang bukan menjadi kota besar Italia pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus.

Jika beberapa kota besar lainnya sudah ia kunjungi seperti Torino, Genova, Napoli, kali ini giliran kota Milan. Paus sejak tahun pertama kepemimpinannya di Vatikan, memulai kunjungan bukan di kota besar tetapi di kota kecil. Ingat Lampedusa di sebelah Selatan yang bukan saja kecil tetapi juga miskin. Ini menjadi tanda bahwa Paus Fransiskus memang ingin memulai dari pinggiran.

Kesan dari pinggiran ini juga tampak dalam kunjungan kali ini. Paus memulai kunjungannya bukan dari pusat kota Milan melainkan dari pinggiran. Paus akan tiba di bandara Linate-Milan pada pukul 08 pagi waktu Italia. Dari bandara, dia akan mengunjungi warga di daerah “Case Bianche” atau Rumah-rumah Putih. Seperti namanya, kompeks ini dihuni oleh orang-orang sederhana di Milan. Paus akan bertemu dan menyapa secara khusus 2 keluarga.

Keluh kesan yang akan Paus terima dari keluarga sederhana ini akan dibawa ke jantung kota Milan. Sekitar pukul 10 pagi, Paus akan berada di Gereja Katedral “Il Duomo” Milan. Di katedral unik ini, Paus bersama Pemimpin Gereja Katolik di Keuskupan Milan Kardinal Angelo Scola akan bertemu dengan para Pastor dan biarawan-biarawati se kota Milan. Pertemuan ini amat penting. Paus merasa inilah kesempatan yang baik untuk mengenal wajah para gembala gereja Katolik di kota terbesar kedua ini.

Pertemuan ini akan ditutup dengan doa bersama yakni Doa Angelus atau Malaikat Tuhan (pukul 12.00). Doa Angelus dalam tradisi Gereja Katolik biasanya dibuat pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00.

Paus Fransiskus dan Uskup Agung MIlan Kardinal Angelo Scola, FOTO: papaboys.org
Paus Fransiskus dan Uskup Agung MIlan Kardinal Angelo Scola, FOTO: papaboys.org
Dari pusat, Paus akan kembali ke pinggiran. Kali ini, orang-orang terpinggir itu adalah mereka yang menghuni Penjara San Vittore. Meski penjara ini berada di pusat kota, keberadaan penghuninya memprihatinkan. Ada kesan terisolasi untuk penghuni penjara dan warga sekitarnya. Paus pun sebelumnya mengecam pengucilan seperti ini. “Dalam satu kota hendaknya tidak ada yang namanya, daerah gelap, yang tidak terjamah oleh tetangga,” demikian komentar Paus melihat situasi penjara ini.

Memang, di sekitar penjara ini ada yang disebut daerah abu-abu dan hitam. Orang Milan menyebutnya demikian untuk menggambarkan situasi di mana warganya tidak saling bicara entah karena ketakutan atau mau cuek saja. Daerah abu-abu dan hitam inilah yang ingin dikunjungi oleh Paus Fransiskus. Menariknya lagi, Paus menunjukkan sikap prihatin dan kedekatannya kepada orang-orang pinggiran ini. Paus tidak segan-segan untuk makan siang dengan mereka.

Ini bukan hal baru bagi Paus asal Argentina ini. Dia sudah sering makan dengan kelompok yang tak punya rumah di kota Roma dan Vatikan, atau juga dengan kelompok kakek-nenek yang hidup sendiri di kota Torino beberapa waktu lalu. Dengan sikapnya ini, Paus ingin mengajak warga Milan untuk berani melampaui sekat ekonomi dan budaya yang mengurung warga.

Dari penjara, Paus akan menghirup udara bebas di lahan besar di sebelah Utara kota Milan. Paus akan berada di Sirkuit Monza atau Parco di Monza. Di lahan seluas 688 hektar ini, Paus bersama umat Katolik di Milan dan sekitarnya akan merayakan Misa Kudus. Taman besar nomor 4 di tingkat Eropa ini sengaja dipilih agar bisa menampung banyak pengunjung yang ingin mengikuti misa dengan Pemimpin Umat Katolik sedunia ini.

Gereja Katedral Milan, FOTO: pixabay.com
Gereja Katedral Milan, FOTO: pixabay.com
Pada bagian akhir dari kunjungannya di kota mode ini, Paus akan bertemu anak-anak yang akan menerima Sakramen Krisma di Markas klub Milan dan Inter alias lo stadio di Giuseppe Meazza. Di stadion yang dikenal juga dengan nama San Siro ini, Paus akan menyapa secara khusus generasi penerus ini bersama orang tua dan pendamping mereka. Bagi Paus, anak-anak adalah manusia yang polos. Mereka akan bertegur sapa secara spontan. Sikap ini hendaknya dimiliki oleh kita semua agar kita spontan menyapa orang-orang di sekitar kita termasuk yang tidak kita kenal. Dengan ini, kita akan terbiasa untuk melampaui sekat perbedaan yang mengurung sikap kita.

Model kunjungan Paus Fransiskus ini adalah sebuah ajakan yang terbalik. Jika pemimpin lain akan mengunjungi pusat terlebih dahulu, Paus Fransiskus sebaliknya mulai dari pinggiran. Paus ingin membawa orang-orang pinggiran ke tengah kota. Bagi Paus, orang-orang pinggiran itu adalah orang-orang yang berhak masuk kawasan pusat kota. Itulah sebabnya ia berkata, “Hendaknya orang-orang yang dikategorikan sebagai terakhir ini akan menjadi yang pertama”. Ajakan ini sengaja ia tawarkan agar kita bisa melihat dunia dari sudut pandang dan kaca mata yang berbeda. Dunia bukan milik orang-orang pusat. Sebab, orang-orang pusat adalah mereka yang datang dari pinggiran juga. Pusat itu dibentuk oleh orang-orang pinggiran yang berhasil tinggal dan menetap di kota. Maka, orang-orang pusat adalah orang-orang pinggiran.

Apakah Paus Fransiskus akan mengunjungi Jakarta-Indonesia juga?

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 25/3/2017

Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun