Penantian itu hampir nyata. Warga Milan tak lagi menunggu lama-lama untuk dikunjungi. Mereka selama ini sibuk menyiapkan segala sesuatunya demi kunjungan yang dirindukan ini. Hari ini, Sabtu 25 Maret 2016, penantian itu akan menjadi sesuatu yang baru bagi mereka.
Ya, Paus Fransiskus mengunjungi warga kota Milan. Milan adalah kota terbesar kedua di Italia. Jumlah penduduknya beda sedikit dengan kota Roma sebagai kota terbesar di Italia. Jika Roma mempunyai 2 873 598 orang, Milan mempunyai 1 350 973 (data terbaru pada 30-11-2016). Perbedaan jumlah penduduk ini tidak membuat keduanya berjauhan. Di mana-mana di Italia, kedua kota ini menjadi penentu bahkan juga menjadi buah bibir. Betapa tidak, peran keduanya akan dilihat oleh seluruh warga Italia.
Peran inilah yang mereka mainkan tahun lalu. Saat itu, Roma sedang terombang-ambing oleh wali kota Ignazio Marino (2013-15). Marino yang tersangkut kasus korupsi ini dijadikan bahan olokan oleh warga dan wali kota Milan Giuliano Pisapia (2011-16). Keduanya pun terlibat perang mulut di media massa. Dari Milan ada olokan jika Roma itu kotor. Dari Roma juga ada olokan balasan misalnya Milan itu kota macet. Lalu, pada suatu waktu keduanya pun membandingkan jumlah penduduk kota mereka. Roma pun pada titik ini menang telak.
Milan memang berbeda dengan Roma apalagi dalam hal jumlah penduduk. Roma tidak tertandingi. Namun, perbedaan ini tidak membuat keduanya berada di titik yang berbeda. Roma dan Milan bagi orang Italia adalah dua kota penting. Orang Italia menganggap keduanya sebagai ibu kota. Roma adalah ibu kota politik dan Milan adalah ibu kota ekonomi. Jangan heran jika sebagian besar politikus berada di Roma dan sebagian besar pemimpin perusahaan besar ada di Milan. Posisi inilah yang membuat Milan dan Roma berada pada titik yang sama.
Sebagai kota mode, Milan dikunjungi banyak wisatawan dunia. Warga asing yang datang ke Italia hampir menjadikan Milan sebagai tujuan pertama atau kedua mereka selain Roma, Vatikan, dan Venezia. Hari ini, kunjungan ini juga dibuat oleh warga Italia yang ingin melihat Paus Fransiskus yang datang menyapa warga kota Milan. Kedatangannya seperti kedatangan pengunjung lainnya. Jika penyuka dunia mode datang ke Milan tepatnya di Galleria Vittorio Emanuele II, Paus Fransiskus mengunjungi tetangganya. Paus akan berada di Gereja Katedral Milan atau yang sering disebut il Duomo di Milano.
Milan sebagai ibu kota ekonomi Italia tentunya dibanjiri banyak uang. Jika Jakarta-Indonesia menjadi pusat ekonomi Indonesia, Milan menjadi pusat ekonomi Italia. Peredaran orang kaya pun kiranya seperti di Jakarta. Jika 80% uang-nya orang Indonesia ada di Jakarta, hampir 80% uang-nya orang Italia beredar dari dan ke Milan. Perbandingan ini hanya untuk memahami peran kota Milan sebagai roda ekonomi Italia.
Meski banyak orang kaya tinggal di Milan, kota ini jugaโseperti Jakartaโdihuni oleh kaum miskin. Kiranya benar adagium klasik yang selalu aktual, di mana ada orang kaya, di situ ada orang miskin.Ini berarti tidak ada kekayaan yang total. Setiap kekayaan selalu menyisakan kemiskinan. Maka, sebaiknya memang mesti ada keseimbangan agar jurang kaya-miskin tidak ada. Orang miskin di Milan banyak bentuknya. Mulai dari pengemis sampai pencuri. Mulai dari pengamen gadungan sampai anggota geng mafioso.
Jika beberapa kota besar lainnya sudah ia kunjungi seperti Torino, Genova, Napoli, kali ini giliran kota Milan. Paus sejak tahun pertama kepemimpinannya di Vatikan, memulai kunjungan bukan di kota besar tetapi di kota kecil. Ingat Lampedusa di sebelah Selatan yang bukan saja kecil tetapi juga miskin. Ini menjadi tanda bahwa Paus Fransiskus memang ingin memulai dari pinggiran.
Kesan dari pinggiran ini juga tampak dalam kunjungan kali ini. Paus memulai kunjungannya bukan dari pusat kota Milan melainkan dari pinggiran. Paus akan tiba di bandara Linate-Milan pada pukul 08 pagi waktu Italia. Dari bandara, dia akan mengunjungi warga di daerah โCase Biancheโ atau Rumah-rumah Putih. Seperti namanya, kompeks ini dihuni oleh orang-orang sederhana di Milan. Paus akan bertemu dan menyapa secara khusus 2 keluarga.
Keluh kesan yang akan Paus terima dari keluarga sederhana ini akan dibawa ke jantung kota Milan. Sekitar pukul 10 pagi, Paus akan berada di Gereja Katedral โIl Duomoโ Milan. Di katedral unik ini, Paus bersama Pemimpin Gereja Katolik di Keuskupan Milan Kardinal Angelo Scola akan bertemu dengan para Pastor dan biarawan-biarawati se kota Milan. Pertemuan ini amat penting. Paus merasa inilah kesempatan yang baik untuk mengenal wajah para gembala gereja Katolik di kota terbesar kedua ini.
Pertemuan ini akan ditutup dengan doa bersama yakni Doa Angelus atau Malaikat Tuhan (pukul 12.00). Doa Angelus dalam tradisi Gereja Katolik biasanya dibuat pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00.
Memang, di sekitar penjara ini ada yang disebut daerah abu-abu dan hitam. Orang Milan menyebutnya demikian untuk menggambarkan situasi di mana warganya tidak saling bicara entah karena ketakutan atau mau cuek saja. Daerah abu-abu dan hitam inilah yang ingin dikunjungi oleh Paus Fransiskus. Menariknya lagi, Paus menunjukkan sikap prihatin dan kedekatannya kepada orang-orang pinggiran ini. Paus tidak segan-segan untuk makan siang dengan mereka.
Ini bukan hal baru bagi Paus asal Argentina ini. Dia sudah sering makan dengan kelompok yang tak punya rumah di kota Roma dan Vatikan, atau juga dengan kelompok kakek-nenek yang hidup sendiri di kota Torino beberapa waktu lalu. Dengan sikapnya ini, Paus ingin mengajak warga Milan untuk berani melampaui sekat ekonomi dan budaya yang mengurung warga.
Dari penjara, Paus akan menghirup udara bebas di lahan besar di sebelah Utara kota Milan. Paus akan berada di Sirkuit Monza atau Parco di Monza. Di lahan seluas 688 hektar ini, Paus bersama umat Katolik di Milan dan sekitarnya akan merayakan Misa Kudus. Taman besar nomor 4 di tingkat Eropa ini sengaja dipilih agar bisa menampung banyak pengunjung yang ingin mengikuti misa dengan Pemimpin Umat Katolik sedunia ini.
Model kunjungan Paus Fransiskus ini adalah sebuah ajakan yang terbalik. Jika pemimpin lain akan mengunjungi pusat terlebih dahulu, Paus Fransiskus sebaliknya mulai dari pinggiran. Paus ingin membawa orang-orang pinggiran ke tengah kota. Bagi Paus, orang-orang pinggiran itu adalah orang-orang yang berhak masuk kawasan pusat kota. Itulah sebabnya ia berkata, โHendaknya orang-orang yang dikategorikan sebagai terakhir ini akan menjadi yang pertamaโ. Ajakan ini sengaja ia tawarkan agar kita bisa melihat dunia dari sudut pandang dan kaca mata yang berbeda. Dunia bukan milik orang-orang pusat. Sebab, orang-orang pusat adalah mereka yang datang dari pinggiran juga. Pusat itu dibentuk oleh orang-orang pinggiran yang berhasil tinggal dan menetap di kota. Maka, orang-orang pusat adalah orang-orang pinggiran.
Apakah Paus Fransiskus akan mengunjungi Jakarta-Indonesia juga?
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.
PRM, 25/3/2017
Gordi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H