Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kisah Presenter Difabel dari Perancis

15 Maret 2017   02:51 Diperbarui: 15 Maret 2017   18:00 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mèlanie tampak senang sekali karena bisa merealisasikan mimpinya. Ia tahu, mimpi ini bisa jadi nyata berkat dukungan banyak orang. Ia tidak bisa melakukannya sendiri. Ia pun ingin menyapa mereka melalui TV dan mengucapkan terima kasih atas dukungan mereka.

Kebahagiaan Mèlanie kiranya juga menjadi kebahagiaan kita semua. Kita boleh senang, bahwa orang difabel seperti Mèlania bisa bekerja seperti kita yang lainnya. Pekerjaan itu bukan monopoli pihak tertentu tetapi ditawarkan kepada semua orang. Dengan menerima Mèlanie, pihak TV Prancis ingin menunjukkan pada dunia bahwa, kaum difabel bukanlah orang yang tidak bisa bekerja. Mereka—seperti dikatakan Mèlanie—bisa melakukan banyak pekerjaan.

Kampanye "Mèlanie peut le faire" atau Mèlanie bisa melakukannya, FOTO: disabili.com
Kampanye "Mèlanie peut le faire" atau Mèlanie bisa melakukannya, FOTO: disabili.com
Mèlanie dengan demikian adalah bagian dari kita semua. Kita wajib mendukungnya seperti kita memberi dukungan pada teman lainnya. Dukungan itu tidak bersifat ekslusif pada kelompok tertentu saja. Orang Prancis sudah menunjukkan sikap inklusif yang bagus sekali. Alangkah baiknya jika Mèlania di banyak tempat juga didukung seperti ini. Dalam hal ini, situasi masyarakat adalah kunci utama. Jika masyarakat menolak perbedaan, kisah Mèlania akan menemukan jalan buntu. Sebaliknya, jika berguru pada situasi warga Prancis, mimpi orang difabel pun bisa terwujud.

Orang difabel tak jarang banyak dikucilkan dalam masyarakat. Demi menjaga ketentraman, orang berkebutuhan khusus ini kadang dilokalisasikan di tempat tertentu. Mereka tidak boleh muncul di tengah public. Ini semua terjadi Karena orang difabel adalah merek yang berbeda dari kita.

Sikap ekslusif terhadap orang difabel ini sudah merebak di mana-mana. Seperti perlakuan terhadap kaum difabel, sikap kita terhadap kelompok yang berbeda dengan kita pun kadang sama saja. Ada kelompok tertentu yang sama sekali tidak mau menerima perbedaan. Malangnya lagi jika perbedaan itu begitu ditekankan di dalam kelompok yang sama-sama menganut paham tertentu.

Maka, berhati-hatilah karena perbedaan itu bukan saja pada kasus yang benar-benar berbeda tetapi dalam satu kelompok pun bisa terjadi perbedaan. Lihatlah monopoli kelompok tertentu terhadap jenazah ibu yang meninggal di Jakarta. Ibu itu bias-bisanya ditolak oleh warga sekelompoknya. Jenazahnya tidak bisa diperlakukan seperti jenazah orang mati lainnya. Ini menunjukkan bahwa, penerimaan terhadap mereka yang berbeda sudah sampai titik nadirnya. Sampai kapan, masyarakat kita seperti ini?

Mèlanie adalah berkat bagi kita semua, FOTO: womanofgrace.com
Mèlanie adalah berkat bagi kita semua, FOTO: womanofgrace.com
Perubahan memang butuh Pendidikan. Maka, mereka yang tinggal di ibu kota negara pun belum tentu sudah dididik. Belum ada jaminan jika mereka menerima pendidikan. Kadang-kadang, pendatang dari luar kota lebih terdidik dari tuan rumah. Kiranya ini menjadi rambu bahwa kita mesti berhati-hati dalam menghadapi perbedaan. Langkah yang baik dan bijak adalah jangan ikut seperti burung beo dalam menentukan sikap untuk menolak. Jika tidak tahu persisi masalahnya, jangan ikut-ikutan dibodohi untuk menolak. Pikirkan dahulu konsekuensinya sebelum bertindak. Jika tidak tahu, bertanya, dan jangan ikut-ikutan memilih sikap yang tidak kita tahu persis arahnya.

Indonesia kiranya memiliki banyak Mèlanie. Kapan masyarakat kita mendukung dalam mewujudkan mimpi banyak Mèlanie di Indonesia? Memulai dari yang kecil kiranya amat bagus. Tanpa ini, perubahan tidak akan ada. Dan, jika gagal dalam percobaan pertama, boleh jadi, tawa ria akan keluar dari mulut kelompok pencibir. Warga Prancis yang mendukung Mèlanie juga sudah menyiapkan ini jauh-jauh hari. Mereka tahu, sekali gagal, mereka akan merusak masa depan Mèlania. Maka, untuk Indonesia, kiranya perubahan itu mesti disiapkan dengan baik. Tidak ada perubahan mendadak dalam suatu masyarakat.

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 15/3/2017

Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun