Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Senyum Gioele Ciulla dari Surga

25 Februari 2017   23:44 Diperbarui: 26 Februari 2017   18:00 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perpustakaan, FOTO: elenaimprota.it

Gioele sendiri merasa terbantu dengan kehadiran sang Guru yang mendukung inisiatifnya. Suatu hari, ia—dengan nada semangat dan senang—berkata pada sang Guru, “Kamu selalu menyambut saya dengan senyum. Itulah sebabnya, saya datang ke sekolah dengan rasa bahagia yang luar biasa.”

Anak-anak seusia Gioele, FOTO: castelloincantato.it
Anak-anak seusia Gioele, FOTO: castelloincantato.it
Rupanya antara Gioele dan sang Guru ada rasa timbal balik. Sang Guru merasa iba dan senang hati dengan inisiatif sang murid. Sementara, sang murid merasa senang karena selalu diterima dengan senyum. Ya, Sabella, sang guru itu memang selalu membayang dan mengulang-ulang kata-kata muridnya ini. Bayangan ini rupanya mewarnai hidup hariannya sampai pada batas akhir 21 Juni yang lalu. Saat itu, ia tidak membayang lagi tetapi mengenang Gioele, sang murid inisiatif ini. Di telepon gengamnya, ia membaca pesan singkat dari sang keluarga, “Gioele sudah tidak ada lagi.”

Pesan ini membuatnya sedih dan merasa kehilangan. Siapa yang tidak sedih jika ditinggalkan oleh orang yang dicintai? Perasaan inilah yang dirasakan oleh sang Guru. Ia mencintai muridnya yang menderita sakit fisik ini. Bersama murid-muridnya, sang Guru membuat lagu dan pesan untuk Gioele. “Kami merindukanmu. Kamu adalah contoh bagi kami semua.” Inilah isi pesan mereka untuk sang Pencetus, Gioele.

Gioele kini telah tiada namun jejaknya masih ada. Ia berhasil menghidupkan semangat baca pada teman-teman kelasnya. Di usianya yang singkat itu, Gioele membagikan bakat luar biasanya. Meski fisiknya sakit, jiwanya sehat dan penuh semangat. Gioele mampu menularkan virus cinta buku pada teman sebayannya.

Virus cinta buku ini pun kini tersebar di berbagai penjuru di sekolahnya. Virus ini makin hari makin bertumbuh. Bukan menjadi rusak tetapi menjadi kabar baik. Virus ini kini menjadi pusat ilmu. Ya, sekolah dan teman-teman Gioele mendirikan sebuah perpustakaan di sekolah. Perpustakaan yang bernama Rosolino Pilo di Palermo ini didedikasikan untuk Gioele. Perpustakaan sekolah ini pun menggemakan semangat yang ditularkan Gioele pada teman-temannya.

Ilustrasi Perpustakaan di kota Palermo, FOTO: palermo.blogsicilia.it
Ilustrasi Perpustakaan di kota Palermo, FOTO: palermo.blogsicilia.it
Perpustakaan ini memang menjadi tanda bahwa semangat membaca tidak akan pernah pudar. Di pintu masuk perpustakaan ini tertera kalimat inspiratif dari Carlos Ruiz Zafòn (penulis dan novelis dari Spanyol ‘64), “Kapan pun sebuah buku berpindah tangan, atau kapan pun seseorang membuka-buka halaman demi halamannya, semangat membacanya akan bertambah dan makin kuat.”

Gioele kiranya tersenyum dari surga melihat perpustakaan yang dibangun oleh teman-temannya ini. Dia bahagia di sekolah bersama mereka dan kini bahagia itu terus berlanjut di surga. Teman-temannya ikut bahagia melihat mimpi Gioele jadi nyata. Gioele-lah yang memulai. Sayangnya, sang pencetus cilik itu pergi duluan. Untung saja, dia meninggalkan jejak semangat yang menghidupkan dunia baca di kalangan teman-temannya.

Semoga Gioele cilik juga pada suatu saat menjadi milik negara Indonesia. Semoga muncul banyak Mama dan Guru baru di Indonesia yang bukan saja menonton anaknya membaca buku tetapi juga memberinya semangat termasuk ketika anaknya dalam penderitaan. Buku memang mesti menjadi bensin yang menggerakkan mobil pendidikan Indonesia.

Selamat jalan dan Terima kasih Giole cilik.

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 25/2/2017

Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun