Masalah merokok kini menjadi bahaya serius. Bukan saja karena jumlah penyakit makin besar tetapi juga karena jumlah perokok bertambah. Bahkan, penambahannya justru pada kalangan remaja.
Remaja di Eropa dan di Italia sedang menghadapi gejala ini. Lembaga peneliti khusus tentang kehidupan remaja Espad (the European School Survey Project on Alcohol and Other Drugs) menaruh perhatian serius pada bidang ini.
Baru-baru ini, Espad mengeluarkan laporannya tentang gejala merokok di kalangan remaja Eropa. Dari sekitar 96.000 siswa di 35 negara Eropa yang diteliti, sebagian besarnya pernah merokok. Di Eropa—menurut Espad—2 dari 3 siswa pernah merokok. Jumlah ini memang tergolong menurun dari penelitian sebelumnya. Turunnya dari 21% ke 12%. Ini berarti, jumlah perokok remaja sebelumnya lebih banyak lagi.
Di Italia, meski ada aturan dilarang merokok untuk siswa di bawah umur 18 tahun, lebih dari setengahnya (58%) pernah merokok. Lagi-lagi, jumlah ini menurun dari jumlah perokok remaja pada 1995 yang lalu (64%). Dibanding dengan negara Eropa lainnya, Italia malah cenderung berlawanan arus.
Masalah ini bukan hal baru sebenarnya. Para ahli sudah mulai menemukan gejala ini sejak abad yang lalu. Saat itu juga, di Italia sudah gencar larangan merokok. Bahkan, setiap perusahaan rokok wajib melabeli tulisan ‘Merokok bisa Membunuh’ dalam setiap bungkusan. Iklan-iklan untuk promosi rokok pun diperketat.
PBB melalui lembaga bidang kesehatannya—dalam bahasa Italia disingkat OMS L'Organizzazione mondiale della sanità atau WHO World Health Organization dalam bahasa Inggris—mengusulkan untuk menaikkan harga rokok. Di Norwegia misalnya sebungkus rokok bernilai 13 Euro (Rp 195.000) dan di Iceland sekitar 8 Euro (Rp 120.000).
Harga rokok yang tinggi memang berpengaruh pada jumlah perokok. Jumlah perokok remaja di Norwegia pun tergolong sedikit untuk Eropa, berada di urutan kedua dari terakhir.
Menarik melihat sejarah jumlah perokok di Italia. Pada tahun 40’an sampai 50’an, gejala merokok di Italia bukanlah hal tabu. Beda dengan sekarang. Dulu, merokok—kata orang Italia—seperti sebuah cara menyapa saat bertemu. Jika sekarang, menyapa bisa disampaikan lewat gerak tubuh atau bersuara, dulu rupanya dengan merokok bareng. Maka, kesannya pun berbeda. Anda menyapa jika Anda merokok dengan teman Anda.
Dari iklan TV pun, gejala merokok seolah-olah menjadi tradisi. Di mana-mana orang merokok: di tempat belanja, stasiun kereta, di bioskop, rumah sakit, ruang tunggu, bar, restoran, dan tempat umum lainnya.