Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita รจ bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pesan "Urbi et Orbi" dari Paus Fransiskus di Hari Natal 2016

26 Desember 2016   07:33 Diperbarui: 26 Desember 2016   11:44 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basilika Santo Petrus, Vatikan, FOTO: lastampa.it

Setiap perayaan Natal, Paus di Roma menyampaikan pesan khusus. Pesan itu dikenal sebagai pesan โ€œUrbi et Orbiโ€, pesan untuk Kota (Roma) dan Dunia. Tahun ini, pesan Paus Fransiskus amat aktual dengan situasi dunia saat ini.

Dalam pesannya yang dibacakan siang tadi, 25 Desember sekitar pukul 12 waktu Roma, Paus menyampaikan pesan khusus untuk dunia. Pesan tahun ini bertemakan damai. Jangan heran jika setiap penekanan yang ia berikan, kata โ€˜paceโ€™ alias peace atau damai selalu menjadi kata kunci.

Pesan damai ini bersumber dari bacaan pada Misa Natal yang berbunyi: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang tinggi, dan damai bagi seluruh umat manusia di bumi yang Allah cintai. Allah kitaโ€”kata Paus Fransiskusโ€”ingin melanjutkan pesan ini kepada kita saat ini. Pesan itu mau menyapa setiap orang terutama mereka yang berada dalam situasi sulit dan mereka yang punya kemauan besar untuk hidup dalam damai.

Dengan kata ini, pesan Paus kiranya bukan saja ditunjukkan pada warga Kota Roma (Urbi) tetapi juga untuk Dunia (Orbi). Warga Roma kiranya membutuhkan suasana damai. Akhir-akhir ini, kota ini sering menjadi bahan perbincangan di antara warganya. Wali kota Roma Virginia Ragi selalu menjadi bahan perbincangan di antara politisi yang berseberangan dengannya. Itulah sebabnya, pesan damai ini kiranya pas untuk warga Roma.

Dari Roma, Paus melanjutkan pesan ini untuk dunia. Ia memohon perdamaian bagi setiap manusia di beberapa kota dan negara di dunia ini. Dari Afrika, Asia, Amerika Latin, dan juga Eropa. Beberapa di antara kota dan negara yang Paus sebut misalnya Aleppo-Siria, kawasan Terra Santa alias tanah suci di Israel, Palestina, Iraq, Libia, Yemen, beberapa negara di Afrika terutama Nigeria, Sudah Selatan, Republik Demokratik Kongo, lalu di Ukraina, Venezuela, dan di Asia ada Myanmar.

Paus FRansiskus hari ini 25 Desember FOTO: l'Osservatore Romano
Paus FRansiskus hari ini 25 Desember FOTO: l'Osservatore Romano
Damai ini jugaโ€”menurut pesan Pausโ€”mesti dimiliki oleh laki-laki dan perempuan yang berusaha mencari kedamaian, oleh anak-anak yang tidak hidup dalam damai entah karena perang atau kehilangan orang tua, oleh mereka yang sedang mencari kehidupan yang layak, dan sebagainya. Jadi, damai itu bukan menjadi milik kaum tertentu. Damai ituโ€”sebagaimana dari awalnyaโ€”mesti menjangkaui seluruh umat manusia.

Di Eropa, pesan damai ini amat relevan. Banyak warga Eropa hari-hari ini mengalami ketakutan berat. Secara psikologis, warga Eropa amat takut. bukan saja warga asli tetapi juga kelompok pendatang yang saat ini tinggal atau sekadar menginap sebentar di Eropa.

Ketakutan itu terutama bersumber dari berbagai kasus bom akhir-akhir ini. Jerman, Prancis, Belgia adalah tiga negara yang menjadi korban dari kasus bom itu. Tetapi, ketakutan di 3 negara ini juga menyebar ke negara Eropa lainnya. Lihatlah kasus bom terakhir di Jerman yang membuat sebagian besar warga Eropa ketakutan.

Ketakutan ini bertambah karena ledakan bom yang terjadi di Berlin, Jerman pada 19 Desember yang lalu. Ketakutan yang paling besar sekaligus yang menyebabkan kesedihan mendalam adalah yang dialami oleh keluarga dari 12 korban meninggal dan 56 korban yang luka. Para korban ini berasal dari berbagai negara di Eropa, AS, dan juga dari Israel dan Libanon. Betapa berat penderitaan mereka. Ketakutan boleh jadi akan bertambah panjang dan lama.

ketakutan ini bersumber dari il killerย Anis Amri (24 tahun) asal Tunisia. Anis boleh jadi sama sekali tidak takut tetapi malah dialah pencipta ketakutan bagi warga lainnya. Dia yang diindikasi sebagai bergama Muslim Tunisia itu justru membuat warga Muslim Eropa yang hidupnya tenang dan damai menjadi kacau. Perlakuan Amri mau tak mau melukai keharmonisan dan mencoreng nama baik komunitas warga Muslim Eropa.

Amri memang beroperasi hampir seolah-olah ingin menguasai Eropa. Dalam riwayatnya, Amri hidup di beberapa tempat di Eropa. Di Italia, dia beberapa kali mendekam di penjara dan tinggal di beberapa kota seperti di Catania, Agrigento, Palermo, Italia pada tahun 2011-2015.

Dari Selatan Italia ini, Amri melayang jauh ke Jerman sana melewati Prancis. Polisi dan aparat keamanan pun heran dengan sepak terjangnya. Setelah membunuh melalui aksinya, Amriโ€”entah dengan cara gelapโ€”meninggalkan Jerman dan kembali ke Italia. Sebelum ingin bersembunyi di Italia, Amri melewati Prancis dengan Kereta Api. Di sini, dia lolos dari pencarian polisi.

Vatikan dari Kastel Angelo, FOTO: webitmag.it
Vatikan dari Kastel Angelo, FOTO: webitmag.it
Amri pun tidak bisa melanjutkan persembunyiannya di Italia. Di kota Milan, di Stasiun Kereta Api Sesto San Giovanni, Amri mengakhiri hidupnya. Dua polisi yang sedang berjaga menghabisi nyawanya setelah melihat Amri hilir mudik di depan tele kamera pengontrol. Amri sempat melawan dan melukai Cristian Movio (35 tahun). Cristian saat ini masih di rumah sakit untuk merawat beberapa luka di tubuhnya. Untung, di samping Cristian ada Luca Scatร  (29 tahun), yang berhasil menembak mati sang killer ini. Andai, Cristian dan Luca tidak menghabiskan nyawa sang teroris, boleh jadi ketakutan warga Milan makin besar.

Kematian Amri bukanlah akhir dari ketakutan. Ketakutan itu tetap ada. Betapa warga Eropa memang sedang berduka dengan beberapa aksi bom akhir-akhir ini. Selain berita kematian Amri, Natal kali ini juga menjadi unik. Keunikannya persis muncul menjelang dan saat perayaan kelahiran Yesus ini berlangsung.

Dari Selatan Italia, diperkirakan 100 orang mati di tengah laut. Kedatangan kaum imigran pencari hidup layak ini memang belum berujung. Tanggal 24 Desember pagi, diperkirakan datang 417 orang di kota Augusta, Siracusa-Sicilia.

Jumlah ini hanya sebagian dari semua yang datang melalui laut dengan perahu kecil. Perjalanan dengan perahu kecil ini memang termasuk yang berbahaya. Bahayanya lebih besar daripada keselamatan sampai tempat tujuan. Bayangkan pada 2015 yang lalu, menurut data di Italia, sekitar 3.771 orang meninggal dalam perjalanan laut menuju Italia. Tahun 2016 ini yang sebentar lagi akan berakhir, sudah terdapat 4.824 orang meninggal di Laut Mediteraneo. Berarti, jumlah yang mati makin meningkat.

Masih banyak data lainnya yang menggambarkan kehidupan yang sulit saat ini di Eropa. Dengan situasi ini, bolehlah kita berasumsi bahwa masyarakat saat ini sedang hidup jauh dari kedamaian. Maka, pesan damai yang disampaikan Paus pada Perayaan Natal kali ini amat relevan.

Paus Fransiskus dan bayi Yesus, FOTO: l'Osservatore Romano
Paus Fransiskus dan bayi Yesus, FOTO: l'Osservatore Romano
Semoga, damai Natal menyertai kita semua. Kita semua membutuhkan damai. Tidak ada haram dan halal untuk hidup dalam situasi damai. Sebaliknya, kita semua berhak untuk hidup dalam situasi damai. Tidak perlu fatwa dari MUI untuk menikmati hidup damai. Dunia membutuhkan damai.

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

SELAMAT NATAL untuk umat Katolik dan Kristen Protestan di seluruh Indonesia dan seluruh dunia.

PRM, 26/12/2016
Gordi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun