Pekerjaan ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam waktu yang lama. Semua metode ini menjadi kenangan indah saat ini. Kesabaran yang ada saat itu rupanya diambilalih oleh mesin berteknologi saat ini. Dalam mesin pengolah, kesabaran itu pun tidak dihiraukan lagi. Kesabaran itu diganti oleh cara kerja cepat, tepat, dan otomatis. Tentu saja kualitasnya jauh berbeda dengan cara kerja manual. Tetapi, jika pekerja mengatur mesinnya dengan baik, hasilnya pun tidak kalah dengan yang dibuat secara manual.
La Pasta dalam perjalanannya bukan saja menjadi makanan pokok orang Italia. La Pastarupanya ikut menemani orang Italia yang pergi keluar negeri dan mencari pekerjaan serta kehidupan yang layak di sana. Prancis, Amerika Serikat, dan Amerika Latin menjadi tempat pelabuhan bagi orang Italia. Imigrasi besar-besaran pun terjadi. La Pastapun ikut berimigrasi bersama orang Italia sekitar akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19.
Keberhasilan La Pasta di tanah rantau ini berlanjut ketika La Pasta pulang ke Italia pada tahun 1950-an. Pada tahun-tahun itu, La Pasta mulai dikonsumsi di beberapa kota Italia seperti Venezia, Milano, Napoli dan Catania. Di daerah ini, La Pasta menjadi makanan pokok yang dikonsumsi saat makan siang atau makan malam.
Saat ini, La Pasta menjadi simbol makanan Italia dan juga menjadi simbol makanan enak dan sehat untuk seluruh dunia. Jadi, bukan saja untuk Italia tetapi juga untuk dunia. Italia dalam hal ini memberi sumbangsih untuk perkembangan dunia makanan di tingkat internasional. Dengan kesuksesan ini, Italia bukan saja mengonsumsi La Pasta tetapi juga memproduksi dan mengekspornya keluar negeri.
Orang Italia saat ini rata-rata mengonsumsi 24 kg La Pasta dalam setahun. Jumlah ini tentunya biasa bagi orang Italia sebagai pengonsumsi primer pasta. Tetapi, menjadi besar sekali ketika dibandingkan dengan pengonsumsi primer di luar Italia. Orang Russia yang dikategorikan sebagai bangsa pengonsumsi La Pasta terbanyak di luar Italia hanya mampu mencapai angka 1/3 dari jumlah konsumsi di Italia. Jadi, di Rusia, rata-rata konsumsi La Pasta untuk satu orang dalam setahun adalah 8 kg.
Makin banyak pengonsumsi La Pasta, makin banyak juga pembuatnya. Pada Hari Pasta Sedunia (World Pasta Day) tanggal 25 Oktober yang lalu terdapat 200 pembuat (producer) pasta dari seluruh dunia. Mereka berkumpul di kota Mosko-Rusia untuk memamerkan produksi mereka.
Hari Pasta Sedunia dibentuk pertama kali pada tahun 1998. Saat itu, sekitar 30 negara pengonsumsi La Pasta ikut berpartisipasi. Pengonsumsi di sini maksudnya mereka yang makan sekitar 1 kg setiap tahun untuk berbagai jenis La Pasta misalnya spaghetti, maccheroni e pennette. Tahun ini, jumlah pengonsumsi bertambah menjadi 52 negara. Italia pun menambah produksinya menjadi 3.200.000 ton pada tahun 2015 yang lalu. Jumlah itu setara dengan sekitar 4,5 miliar euro.
Kapan ya makanan Indonesia juga menjadi buah bibir dunia karena kualitasnya?
Boro-boro bicara tentang makanan, masalah agama saja menjadi perdebatan yang panjang. Indonesia memang sulit untuk maju jika mengingkari kata-kata Bapak Proklamator tadi. Padahal, orang luar mengangumi buah pikiran Soekarno dan juga mengagumi filosofi Pancasila yang diletakkan oleh pendiri bangsa ini.