Dari gunung ini bisa melihat panorama di sekitar. Di beberapa sisi, tampak daerah pegunungan di beberapa bagian lain di kawasan ini. Ada juga pemandangan indah ke kota yang letaknya di bawah kaki gunung. Hamparan luas juga tampak dari jauh.
Warna-warni alam musim panas makin tampak. Ada kuning dan hijau. Hijaunya rumput dan peohonan rindang. Kuningnya rumput yang kering dan juga cokelatnya tanah yang digembur. Di puncak beberapa gunung pun tampak pemandangan ini. Ada bagian hijau dan ada bagian yang kuning dan cokelat. Tampak bagian gunung yang tidak ditumbuhi pohon atau rumput. Ini adalah panorama khas pegunungan.
Tanaman anggur juga menjadi favorit di daerah ini. Ada anggur untuk buah dan ada anggur untuk minuman. Anggur untuk buah tampak di mana-mana terutama di pinggir jalan. Pohonnya berjajar rapi. Sudah dipasangkan tongkat tegak tempat pohonnya menjalar. Pohon anggur ini memang butuh sandaran agar cabangnya bisa berkembang dan buahnya nanti bisa bersandar di sini. Jika tidak, pohonnya akan menjalar di tanah dan buahnya tidak banyak.
Rumput di daerah ini masih ada yang hijau. Tak heran jika di pinggir jalan masih tampak pemandangan gulungan rumput untuk makanan sapi. Rupanya baru saja dipotong. Kira-kira baru 4 hari atau 1 minggu. Ini kiranya potongan yang ketiga. Rumput di daerah pegunungan memang lebih tahan lama ketimbang rumput di daerah kota yang suhunya agak panas.
Pemandangan seperti ini adalah khas daerah pegunungan. Betapa saya beruntung bisa menikmatinya. Apalagi di waktu yang tepat yakni musim panas. Mungkin ceritanya lain jika saya datang di musim dingin. Boleh jadi menggigilnya kuat dan pemandangannya bukan lagi hijau tetapu putih bersalju. Udaranya bukan lagi dari angin sepoi tetapi dari suhu rendah di musim dingin.
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.
PRM, 19/8/2016 - Gordi