Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Melihat Musim Panas dari Pegunungan di Italia

19 Agustus 2016   15:56 Diperbarui: 20 Agustus 2016   02:07 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gulungan rumput yang baru saja dipotong

Dari gunung ini bisa melihat panorama di sekitar. Di beberapa sisi, tampak daerah pegunungan di beberapa bagian lain di kawasan ini. Ada juga pemandangan indah ke kota yang letaknya di bawah kaki gunung. Hamparan luas juga tampak dari jauh.

Warna-warni alam musim panas makin tampak. Ada kuning dan hijau. Hijaunya rumput dan peohonan rindang. Kuningnya rumput yang kering dan juga cokelatnya tanah yang digembur. Di puncak beberapa gunung pun tampak pemandangan ini. Ada bagian hijau dan ada bagian yang kuning dan cokelat. Tampak bagian gunung yang tidak ditumbuhi pohon atau rumput. Ini adalah panorama khas pegunungan.

Gulungan rumput yang baru saja dipotong
Gulungan rumput yang baru saja dipotong
Warga di sini bermata pencaharian berladang dan beternak. Teman saya dari daerah ini mengatakan bahwa masing-masing keluarga di sini memiliki ternak kambing atau sapi. Ada beberapa yang jumlahnya besar sekali. Dari sinilah mereka memproduksi daging dan susu. Jadi, tinggal di gunung ini memang berarti siap-siap menjadi peternak dan pekerja di ladang.

Tanaman anggur juga menjadi favorit di daerah ini. Ada anggur untuk buah dan ada anggur untuk minuman. Anggur untuk buah tampak di mana-mana terutama di pinggir jalan. Pohonnya berjajar rapi. Sudah dipasangkan tongkat tegak tempat pohonnya menjalar. Pohon anggur ini memang butuh sandaran agar cabangnya bisa berkembang dan buahnya nanti bisa bersandar di sini. Jika tidak, pohonnya akan menjalar di tanah dan buahnya tidak banyak.

Kebun anggur untuk anggur buah
Kebun anggur untuk anggur buah
Buah anggur ini nantinya bisa dimakan sebagai buah atau juga diolah untuk minuman anggur. Kebanyakan memang langsung dimakan. Jadi, buahnya dipetik langsung dari pohon dan tidak perlu diolah lagi. Rupanya ada juga kebun anggur yang memang dikhususkan untuk memproduksi minuman anggur. Warga di pegunungan ini lebih suka memproduksi anggur buah ketimbang memproduksi minuan anggur. Meski demikian, daerah ini juga terkenal dengan minuman anggurnya.

Rumput di daerah ini masih ada yang hijau. Tak heran jika di pinggir jalan masih tampak pemandangan gulungan rumput untuk makanan sapi. Rupanya baru saja dipotong. Kira-kira baru 4 hari atau 1 minggu. Ini kiranya potongan yang ketiga. Rumput di daerah pegunungan memang lebih tahan lama ketimbang rumput di daerah kota yang suhunya agak panas.

tampak mesin traktor sedang membalik tanah
tampak mesin traktor sedang membalik tanah
Rumput hijau ini juga menjadi pertanda tanahnya subur. Di beberapa bagian memang ada traktor yang sedang membolak-balik tanah. Ini cara orang Italia mengawetkan tanah dan juga merayu tanah agar menghasilkan buah yang berlimpah.

Pemandangan seperti ini adalah khas daerah pegunungan. Betapa saya beruntung bisa menikmatinya. Apalagi di waktu yang tepat yakni musim panas. Mungkin ceritanya lain jika saya datang di musim dingin. Boleh jadi menggigilnya kuat dan pemandangannya bukan lagi hijau tetapu putih bersalju. Udaranya bukan lagi dari angin sepoi tetapi dari suhu rendah di musim dingin.

dari dataran rendah ke dataran tinggi
dari dataran rendah ke dataran tinggi
Terima kasih untuk ketujuh sahabatku yang bersama-sama dalam perjalanan ini. Kalian mungkin sudah biasa tetapi bagi saya ini tidak biasa. Maka, terima kasih juga sudah bersabar mendengar banyak pertanyaan saya dan menjawabnya satu per satu.

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 19/8/2016 - Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun