Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cantik dan Bersihnya Pantai Portonovo...

28 Juli 2016   06:00 Diperbarui: 28 Juli 2016   18:48 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sejarahnya pantai ini menjadi tempat huni sekaligus benteng pertahanan. Sebagai hunian, pantai ini eksis sejak zaman prasejarah. Sedangkan sebagai benteng pertahanan, pantai ini menjadi milik beberapa kerajaan besar di Eropa. Misalnya Kerajaan Piceno (kota Piceno terletak tidak jauh dari pantai ini), Romana, Bizantino, Pontificio. Francese, sampai Kerajaan Italia.

Dengan penghuninya yang banyak ini, sejarah pantai ini menjadi lebih kaya. Pantai ini bukan saja sebagai tempat strategis keamanan tetapi juga menjadi tempat untuk berdoa, keamanan spiritual. Di sini, pada abad Pertengahan (sekitar abad V-XV), tinggal banyak para rahib.

Rahib adalah sebutan untuk orang Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk berdoa. Mereka tinggal dalam rumah khusus. Dalam istilah teologisnya, mereka mengonsakrasikan diri mereka pada Tuhan dengan berdoa. Tetapi bukan berarti mereka selalu berdoa dalam kapel atau gedung gereja. Katakanlah berdoa menjadi tugas utama mereka.

laut biru dan pasir putih percanik pantai portonovo
laut biru dan pasir putih percanik pantai portonovo
Seorang pionir rahib di Barat, Santo Benediktus (480-547) mencetuskan slogan ora et labora yang artinya berdoa dan bekerja atau belajar. Benediktus mencetuskan slogan ini pada para rahibnya. Jadi, rahib-rahib ini berdoa dan bekerja-belajar. Dalam bekerja pun, mereka selalu berdoa. Maka, tak heran jika mereka berdoa dalam keheningan.

Para rahib ini tinggal dalam keheningan Pantai Portonovo dan Gunung Conero pada abad pertengahan. Saat ini, keheningan itu tetap ada, tetapi para rahibnya tidak ada lagi. Jejak mereka masih tersisa sampai saat ini, yakni berupa Gereja St Maria (sejak abad XI) yang letaknya merapat di Gunung Conero dan Menara San Clementino (La torre di Clementino).

Sore itu, kami menjadi pengunjung dadakan di antara para pengunjung yang membeludak di pantai. Ada yang berjemur di bawah teriknya matahari sore. Ada yang berjemu di bawah lindungan payung pantai. Ada yang mandi di laut. Ada juga yang sedang bermain-main di pinggir pantai seperti kelompok anak-anak. Ada juga yang sedang makan dalam restoran di pinggir pantai.

anak-anak juga ikut bermain
anak-anak juga ikut bermain
Fasilitasnya memang lengkap. Mau mandi air laut, atau air tawar, semuanya ada. Mau duduk manis sambil memandang laut dan menyeruput kopi bisa. Mau makan-makan juga bisa. Mau adakan acara ulang tahun sambil berpesta-joget ria juga bisa.

Sore itu, pemandangan itulah yang kami saksikan. Saya menjempret beberapa foto sambil jalan-jalan sampai di bagian tengah pantai. Memang di sini tidak ada dermaga besar untuk kapal. Jadi, tidak ada dermaga besar. Hanya ada dermaga kecil untuk sampan. Pantai ini memang bukan untuk kapal penumpang atau kapal barang. Pantai ini hanya tempat renang, mandi, atau berjemur.

Dengan fungsinya ini, Pantai Portonovo memang mengedepankan sisi kemanusiaannya. Maksudnya, di sini hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan manusia menjadi perhatian utama. Salah satu sisi kehidupan manusia itu adalah kebersihan pantai. Pengelola Pantai Portonovo memang tidak main-main dengan sisi ini. Mereka sudah menunjukkan komitmen mereka dalam bidang kebersihan.

banyak yang berjemur di antara batu kilat dan pasir putih di pantai portonovo
banyak yang berjemur di antara batu kilat dan pasir putih di pantai portonovo
Jangan heran jika pantai ini mendapat penghargaan bendera biru (la bandiera blu) dari FEE, Foundation for Environment Education. FEE menjadi regulator dalam bidang lingkungan untuk seluruh pantai di Eropa dan di 48 negara di Eropa, Afrika Selatan, Selandia Baru, Kanada dan Karaibi. FEE memberikan bendera biru untuk Pantai Poronovo pada 2000 sampai 2002 dan dari 2011 sampai 2013. Dari 2003 sampai 2010, bendera biru itu tidak ada karena sedang ada beberapa pengerjaan oleh pihak pengelola pantai.

Setelah melihat kecantikan Pantai Portonovo ini, dan memandang matahari yang makin hangat, kami putuskan untuk kembali ke rumah. Matahari memang sudah menutup beberapa bagian dari Gunung Conero. Pertanda, jarum jam bergeser menuju jam malam. Pengunjung lainnya masih asyik berjemur dan bermain air laut. Portonovo memang cantik. Cocok untuk dihuni saat musim panas seperti ini. Terima kasih Portonovo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun