Meski peran perangko dalam tema sejarah cukup bagus, ada juga tantangan utamanya. Tantangan ini memang betul-betul membuat manusia zaman ini merasa asing dari kehidupannya. Tantangan itu berupa krisis sejarah. Maksudnya, tidak banyak pemerhati sejarah.
Bayangkan, tidak banyak lagi orang yang memerhatikan sejenak perangko kecil itu. Perangko kembali menjadi sebatas penghias surat. Entah mungkin karena terlalu kecil sehingga diabaikan begitu saja. Atau karena tidak menarik lagi.
![deretan segitiga berisi foto sejarah kota Molveno](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/14/a-dsc04910-578719e03e23bdaf04ec61d7.jpg?t=o&v=555)
Salah satu caranya adalah memamerkan foto tua dan perangko zaman dulu. Foto dan perangko itu dipamerkan di tengah kota. Setiap orang yang datang ke pusat kota akan berhenti dan sejenak melihat deretan foto dan perangko tua itu. Foto dan perangko itu dicetak dalam ukuran besar bahkan bisa berukuran 1 x 1,5 meter.
Di bawah setiap gambar ada keterangan. Bisa berisi penjelasan dari Foto Sejarah tersebut. Bisa juga berupa keterangan pendek. Biasanya mengenai data kronologis sebuah peristiwa. Foto sekaligus keterangan ini kiranya menarik pengunjung untuk tidak sekadar melihat tetapi juga membaca dan mencermati sejarah.
Foto itu kemudian dipajang dalam meja berbentuk segitiga. Satu sisinya menjadi tumpuan segitiga alias yang menyatu dengan tanah. Dua sisi lainnya menjadi area foto dan keterangan. Jadi, satu segitiga untuk dua foto.
Segitiga ini dipasang berurutan dari ujung timur ke barat. Penonton pun bisa mengikuti petunjuk cara membaca foto ini. Dari timur sampai barat, pembaca akan mengetahui sejarah kota Molveno dalam foto dan keterangan.
Cara ini kiranya ampuh dalam mempromosikan sejarah. Bukan saja sejarah tetapi juga wisata. Ini bagian dari cara menerima tamu asing di Molveno. Orang asing biasanya suka mengetahui sejarah sebuah tempat. Maka, kehadiran foto dan keterangan ini membantu menjawab pertanyaan mereka.
Saya dua kali mengitari area foto dan perangko ini. Saya pikir hanya saya saja. Rupanya saya menjadi satu di antara sekian banyak peminat.
![pamerannya di bawah menara tertinggi di kota kecil ini](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/14/a-dsc04908-57871a20d59373f00f868c8b.jpg?t=o&v=555)
Bagus kiranya jika di kota-kota wisata di Indonesia dibuat promosi seperti ini. Siapa tahu bisa menarik wisatawan.