Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menikmati Indahnya Bunga Musim Semi

18 Maret 2016   00:37 Diperbarui: 1 September 2016   02:21 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puas. Melihat yang luar biasa indah. Bertambah indah karena pemandangan selama ini begitu berbeda. Dari tak berdaun ke berbunga. Dari tak berwarna sama sekali menjadi mencolok. Dari yang abu-abu menjadi putih berkilau. Alam memang seperti ini. Memberi ketakjuban pada manusia. Tak ada yang menyuruhnya untuk memberi dua warna indah ini. Hanya dia sendiri yang tahu. Pemberian yang luar biasa ini menjadi sesuatu yang berharga. Hanya dia yang bisa membuatnya. Dan manusia hanya mampu menikmati keindahannya. Tak ada manusia yang menciptakan pemandangan indah seperti yang diberikan alam.

[caption caption="putih di antara abu-abu"]

[/caption]

Andai saya bisa, saya akan mengajak saudara-saudari saya yang buta untuk menikmati keindahan alam ini. Sayang, saya tidak bisa membuat mereka melihat pemandangan ini. Mungkin mereka punya cara lain untuk menikmati alam. yang kiranya berbeda dengan cara saya dan kita semua menikmatinya yakni dengan melihatnya dengan mata kita.

Keindahan alam ini bukan saja membuat saya takjub tetapi sungguh saya harus berterima kasih pada alam. Alam yang tahu apa yang manusia butuhkan. Manusia tentu membutuhkan keindahan ini. Kiranya tidak jujur jika mengatakan, manusia tidak membutuhkan keindahan alam. Bagi orang desa pun, keindahan seperti ini menjadi makin indah ketika berulang kali melihatnya. Apalagi bagi orang kota, yang mungkin karena area alamnya kurang jarang melihat keindahan seperti ini.

[caption caption="merah muda nan cantik"]

[/caption]

Kalau alam saja bisa memberikan yang indah seperti ini pada manusia, pasti Sang Pencipta alam punya kekuatan yang luar biasa lagi. Pencipta itulah sebenarnya yang memampukan alam untuk memberi keindahan pada manusia. Maka, manusia seharusnya sampai pada Sang Pencipta. Alam hanyalah media atau perantara antara Pencipta dan manusia. Sebagaimana keindahan alam bisa dinikmati oleh semua manusia, Pencipta kiranya tidak membatasi dirinya pada nama tertentu. 

Keindahan alam itu seolah-olah mencemooh manusia yang menganggap hanya Pencipta-nya (Tuhan-nya) saja yang benar. Pencipta tidak membatasi dirinya pada nama A atau B. Sebagaimana bunga Merah tidak membatasi dirinya pada kelompok merah saja dan bunga Putih pada kelompok putih saja, demikianlah Pencipta tidak membatasi dirinya pada kelompok tertentu. Sungguh sayang, jika manusia yang hanyalah ciptaan—seperti alam—menganggap dirinya penguasa yang berhak menentukan kekuasaan Sang Pencipta sehingga hanya pada kelompoknyalah Pencipta itu berkenan. Ini kiranya tidak benar. 

[caption caption="cantiknya putih"]

[/caption]

Bunga indah dan keindahan itu untuk semua manusia, maka Pencipta juga untuk semua manusia. Entah kamu menyebutnya Merah muda atau Putih, tidak jadi soal. Dia tetaplah Pencipta seperti bunga indah yang Merah muda tetap merah muda dan yang Putih tetap putih.

Salam cinta alam. Sekadar berbagi yang dilihat.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun