[caption caption="merah muda, dok.pribadi"][/caption]
Alam sudah menyediakan semuanya. Tak ada yang tahu, kapan musim akan berganti. Hanya alam yang tahu. Sehebat-hebatnya manusia, dia tak akan bisa memastikan kapan alam akan berubah.
Alam memang bekerja di luar prediksi manusia. Perubahan yang terjadi padanya cukup menunjukkan bahwa, alam juga mempunyai siklusnya sendiri. Manusia tentu dengan intelektualnya bisa memahami alam. Manusia tahu, paling tidak, siang dan malam akan berganti. Orang buta pun merasakan pergantian ini. Meski tidak melihatnya, dia bisa merasakan hangat dan dinginnya alam saat pergantian ini. Demikian juga dengan gerhana yang baru saja dinikmati oleh sebagian besar orang di Asia. Manusia dalam hal ini mempunyai kemampuan yang lebih untuk memahami alam.
Meski demikian, alam sebenarnya sulit dipahami. Alam tidak berintelek seperti manusia, tetapi dia juga tahu memberikan reaksi terhadap situasi sekitarnya. Kala alam terlalu panas, sebagian dari dirinya akan meleleh bahkan sampai mencair. Demikian sebaliknya, kala alam terlalu dingin, sebagian dari dirinya akan membeku bahkan keras sekali seperti es batu.
[caption caption="foto warna putih"]
Perubahan berupa reaksi seperti inilah yang sebenarnya tidak bisa dipahami sepenuhnya oleh manusia. Manusia dengan teknologi canggih dan kemampuan inteleknya berusaha memahami perubahan ini. Kadang berhasil, kadang tidak. Pada akhirnya, manusia harus mengalah. Alam lebih besar dari kemampuan manusia. Manusia sebaiknya harus mengakui bahwa alam, kadang-kadang bekerja di luar kemampuan manusia. Maka, manusia meski kelihatan pintar dan mempunyai teknologi canggih, sebaiknya tidak sombong. Jangan menganggap semua perubahan pada alam mudah dipahami. Sebaiknya tetap waspada bahwa alam lebih besar dari kemampuan otak manusia. Teknologi canggih tidak akan bisa membawa manusia untuk memahami alam yang rumit. Berbagai perubahan pada alam memang, kadang-kadang merepotkan manusia untuk mencari solusinya.
Perubahan ini juga yang sedang dirasakan saat ini. Primavera, atau musim semi, belum tiba, tetapi tanda-tandanya sudah muncul. Yang tampak adalah bunga-bunga yang mekar dengan keindahannya. Ada yang merah muda dan ada yang putih. Banyak orang berkomentar, primavera ini datangnya terlalu cepat. Seharusnya paling cepat pada akhir bulan Maret dan awal bulan April. Bunga-bunga indah yang berusia singkat itu seharusnya datang pada saat-saat itu. Tetapi, kenyataannya tidak. Sejak Senin lalu, pemandangan putih dan merah muda, sudah merambah ke mana-mana. Alam sedang berubah. Sebentar lagi yang kelihatan tak berdaun itu, akan berbunga semua dan akan hijau kembali.
[caption caption="merah muda lagi"]
Sejak hari Senin lalu, saya sudah mengincar akan mengabadikan bunga-bunga ini dalam kamera saku saya. Sayang, selalu hujan dan saya tak punya kesempatan. Hari inilah kesempatan itu datang. Sore hari, cuaca cukup cerah, segera saya menggunakan kesempatan ini. Dari luar rumah, terus ke jalanan umum, dan dekat taman kota. Di sinilah pemandangan putih dan merah muda itu muncul.
Menjadi unik karena dua warna ini berada di antara ranting tak berdaun dan tak berwarna atau abu-abu. Dari jauh, yang merah muda sudah tampak. Mudah dikenali karena mencolok. Demikian yang putih akan menjadi bercahaya saat matahari menyinarinya. Harus dikatakan bahwa inilah keindahan alam. Mungkin di Indonesia, keindahan seperti ini biasa-biasa saja. Toh sering melihatnya sehingga jadi biasa. Di sini, kesempatan seperti ini hanya sekali setahun, di antara empat musim yang ada. Jadi, jika telat menikmatinya, hilanglah kesempatan itu. Saya jadi tahu ketika seorang sahabat saya kemarin segera mengajak saya untuk jalan-jalan sambil menikmati pemandangan alam nan indah ini. Meski tidak sempat menikmatinya kemarin, hari ini saya menikmatinya.
[caption caption="putih yang cantik"]