Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menengok Cara Italia Memilah Sampah

13 Maret 2016   07:19 Diperbarui: 24 Maret 2016   00:32 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="kotak sampah untuk botol-botol berbahan kaca"]

[/caption]Selain kelima kategori ini, ada juga satu kategori lain yakni sampah berupa dedaunan pohon. Kategori ini biasanya tidak menjadi tanggung jawab perorangan tetapi bersama. Kalau kotak sampah lainnya dibayar perorangan sesuai ukuran kotak sampah, sampah kategori terakhir ini tidak. Kotak sampahnya berwarna hijau tetapi bentuknya berbeda dengan kotak sampah kaca. Bentuknya tidak bulat tetapi persegi panjang. Tidak seperti kotak sampah kaca yang lubangnya dibuka dengan tangan. Kotak sampah ini agak unik. Pintu kotaknya cukup dibuka dengan kaki. Menginjakkan gagang yang ada di bagian bawahnya lalu pintu di atasnya akan terbuka.

 [caption caption="kotak sampah untuk dedaunan"]

[/caption]Kotak sampah kategori ini disediakan oleh perusahaan pengelola sampah seperti IREN di tengah kompleks rumah warga. Di musim gugur peranannya penting. Hampir tiap hari warga mengisinya dengan dedaunan. Atau juga kalau ada ranting pohon yang jatuh. Pembayarannya juga unik karena dibayar bersama-sama. Biasanya dari pajak bersama. 

Dari kategori di atas sangat jelas bahwa orang Italia dilatih untuk memilah sampah. Tak tanggung-tanggung dendanya jika masih lalai. Teman saya pernah bilang jika ia pernah didenda 300 euro gara-gara salah membuang sampah. Ia meletakkan kertas di kotak sampah plastik. Denda ini hampir setara dengan biaya kotak sampah ini untuk ukuran rumah tangga keluarga. Pemilahan ini rupanya penting dan mesti mulai dari rumah sendiri. Kita harus membiasakan diri memilah sampah. Jangan asal buang. Bungkusan gula-gula misalnya jangan dimasukkan di kotak sampah organik. Pemilahan ini penting karena mobil pengangkut sampah juga bermacam-macam. Ada yang datang hanya untuk sampah kertas saja. Ada yang untuk plastik saja. Jadi, pemilahan memang penting. 

Dari pemilahan ini, pemerintah dan warga menikmati manfaatnya. Kota dan rumah jadi bersih. Tidak ada bau busuk. Tidak ada pula tumpukan sampah di mana-mana. Pengelola sampah memang bukan saja dinas terkait dari kantor wali kota. Pengelolanya adalah perusahaan khusus yang sudah teruji. Di Italia namanya IREN. Ada juga anak-anak perusahaannya. Perusahaan ini berusia lebih dari satu abad. Lahir pada 1907. Sekarang masih beroperasi dan lebih berkembang lagi. Awalnya hanya perusahaan yang mengurusi energi listrik dan panas bumi, sekarang ke berbagai bidang seperti sampah. 

Perusahaan ini bisa bertahan karena gigihnya pekerjaan karyawannya. Mereka diuji secara khusus sehingga pekerjaannya mencapai sasaran. Kadang-kadang bekerja malam. Ada yang siang dan sebagainya. Kalau mereka saja bekerja seperti ini, warga kota juga seharusnya lebih giat lagi. Ada rasa tanggung jawab bersama di sini demi kebaikan bersama. Agar kota jadi bersih perlu kerja sama antara petugas sampah dan warga. Pekerja dengan demikian tidak menjadi bawahan tetapi setingkat dengan warga kota. Pekerja mempunyai hak untuk bekerja seperti pekerja di lapangan pekerja lainnya. Mereka bekerja, digaji, dan dibayar. 

Ini sekadar berbagi pengalaman memilah sampah. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan pemerintah kota di Indonesia. 

PRM, 13/3/2016

Gordi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun