Berlanjut mempelajari hal itu, saya agak bingung ini si bocah sepupu saya cepat juga memahami tabel kebenaran yang saya ajarkan ke dia. Ya saya berpikir positif saja, baguslah kalau nanti dia duduk di bangku perkuliahan bila dia mengambil jurusan IT yang seperti saya pelajari nanti. Hitung-hitung saya terbantu juga menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen saya, memanfaatkan sepupu saya yang sudah saya ajari sebelumnya (hahahaha).
Setelah itu, selesailah semuanya sepupu saya pun kembali ke rumahnya. Saya saat itu tidak kepikiran kalau nanti di suatu saat akan berdampak buruk tuh kepada si anak. Dan tiba-tiba 1 hari kemudian Bibi saya datang ke rumah saya, dalam percakapan itu saya masih ingat akan hal itu :
A (Bibi)Â : "Loe ngapain ajarin anak gue yang kayak ginian?"
B (Saya) : Bingung (-_-) "Ajarin apaan sich teh?"
A (Bibi)Â : "Ini si dede gue ajarin hitungan jawabnya selalu salah, katanya lo yang ajarin?"
B (Saya) : Benak saya (@.@ mampus gue). " Owh yang itu, emang si dede ngikutin cara gue apa?" (pura-pura bego)
A (Bibi)Â : "Masa 1 + 1 dijawab sama dia 0 (nol). Bikin anak gue makin bego aja lo"
B (Saya) : "Iya maaf"
Pengalaman di atas membuat saya jadi seorang pendidik yang salah kepada sepupu saya yang kecil itu. Sampai-sampai Ibunya anak macan ngomel-ngomel sampai segitunya. Akhirnya saya berpikir gak lagi deh ngajarin anak kecil perhitungan konsep dasar biner. Bisa-bisa nilai matematikanya jadi jeblok gara-gara hal itu. Ini jadi pengalaman saja, barangkali bisa terjadi di lain waktu, sebab anak kecil seusia itu tak semestinya diajarkan logika perhitungan yang membuat dia jadi terpengaruh. Karena seusia seperti itu harusnya di ajarkan yang semestinya terlebih dahulu ia harus pelajari. Mudah-mudahan ini bermanfaat.. ^.^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H