Entah sudah berapa lama ia terpenjara disana
Di dalam dirinya sendiri
Melawan pun ia tak kuasa
Saat ia tak sanggup lagi hanya suara isak tangisnya yang menggema disudut ruangan
Menjelang tidur
Ada ritual air mata
Lambang jeritan hatinya pada sang nasib
Dan waktu pun terus berteka-teki
Ingin ia beranjak namun cinta itu terlalu besar
Untuk ia lepaskan pergi
Ketakutan akan kesepian yang mungkin akan bertandang membuatnya bertahan dengan ritual malamnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!