Tunjukkanlah paras wajahmu,Malam ini terkesiap purnama di atas kepala
Jelaskanlah,
Sesungguhnya engkau masih membaca cuaca dimataku.
Biru laut, birunya langit menelanjangi batas cakarawala
Samarkan suara lenting waktu kita yang terengah-engah
Meluruskan langkah yang telah kaku...
Senja senantiasa berlalu,
Sekujur lembayung dilangit aku tanya ! ,
Tinggalah sisa cerita pipit-pipit mengisi kekosongan
Tinggalah kerontang dedaunan yang terlempar
Lalu tinggalah gema jeritku yang payah...aku sudah kalah !!,
Diamku adalah sia sia,
Di ombang-ambingkan jaman. Dan kau menjelma bayangan,
Bergelantungan dalam kembara...
Tunjukanlah jemarimu yang lembut,
Dan kugenggamkan engkau seikat puisimu yang terbuang.
Andainya...
Hujan pergi, secepat kau berlari memburu mimpi.
Ahhkkk...
Surabaya, 13 Jun 2019
Rasull abidin.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H