Di sana sini,
lidah-lidah panjang menyemai menumbuhkan nyala api,
dan setiap kubaca cuaca,
gerimis airmata turun dari dinding langit,
suara lidah berapi gemeretak, melumat udara
mengobar emosi lalu saling piting di jagat raya
malam gerimis, suaramu berisi nyala api dan tanah
ladang tempatmu bertapa berkecipak lenguh,
lalu langitmu roboh beribu kali,
tapi lidah-lidah panjang menjalar di tubuh-tubuh telanjang.
Aku lihat kau menari, di mimbar - mimbar,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!