Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Nur

24 Agustus 2018   19:26 Diperbarui: 24 Agustus 2018   20:05 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Art paint by. Djoko Pekik

(cahaya-cahaya dari kota)

Tujuh kota tujuh cahaya,

dari dua matamu yang biru

mengalir sungai nestapa,

dan semburat senja berakhir

dikaki langit,

Aku menunggumu,

didekat sebuah candi,batas kota,

pada gemerlap senja

Aku menunggumu disini,

dengan pekat kopi

kuseduh dari sedumu, yakan nur ?

tujuh kota katamu,

Memahat paras tujuh cahaya,

Yang tak kuasa kugenggam

Meski luka kau tutup dengan luka.

orang orang lewati lorong.

sementara pancaran purnama

tak mau diam.

tepian dermaga mereguk cahaya

kau terpana

betulkah,

lewat rindu yang kupesan

Selalu kau baca setiap malam.

Lekaslah datang, sayang

sebelum senja tenggelam,

menghalangi jalan,

kutunggu diluar pintu

lalu leburlah cahaya birumu

dalam dekap aroma nafasku.

Makassar, 23 agustus 2018

Rasull abidin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun