Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Pinggir Kali

17 Agustus 2018   10:22 Diperbarui: 17 Agustus 2018   10:56 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa by. Inspirasiku.blogspot.com

Gedung-gedung tua membisu,

Kutatap sejarahmu lewat pahatan jaman

di pinggir kali,

ku seruput tetes peluh-peluh perjuangan.

Langit cerah,

Gugur bunga-bunga kamboja

Ruh-mu pejuangku, menatap lambang lara

Tanah berlumuran darah

Langit bewarna senja

Dan bangsamu,

mengubur tangannya sendiri,

Karna kemabukan dan pergulatan mimpi.

Sederatan sisa pejuang-pejuangku,

Melahap nasi kemerdekaan dalam gubuk karton,

memecah sengsara dari jaman ke jaman

Kita telah lupa,

Perjuangannya tak dicatat dalam agenda

Mereka,

Melewati hidup renta berselimut angin malam

Bertebaran dipinggir peradaban,

Itulah birokrasi bangsa,

Tak kenal batas-batas manusia.

Bangsaku....

memejam mata menjilati kursi-kursi kekuasaan

bila lidahnya telah kaku

Ia mencekram tangan-tangan besi

Mengamankan kekuasaan dengan kekerasan

Dan norma-norma manusia,

Telah digeser budaya kapitalis,

Gedung-gedung megah,

menggeser gedung tua,

Kelak kapitalisme menggeser bapak bapak kita

atau bapak-bapak kita sendiri,

Menggoyang letak dasi,

lalu duduk dan menulis puisi...!

Surabaya, 17 agustus 2018

Rasull abidin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun