Bianglala wajah-wajah rakyatku dalam cermin,berupa-rupa,
di coret di atas kanvas berlumur darah dan nestapa,
bila ambisi tegak setinggi langit,
Kemanusiaan yang terang menjadi gelap,
mata gelap menebar huruhara.
Nafas kuhembuskan, pasi wajahku,
erang saudara kita
luluhlantak dalam petaka, menggema dalam senyap
di meja,
tangan-tangan rakyat negeriku, menunggu lotre nasib
O..saudaraku bianglala wajahmu, bianglala hatimu
Bianglala-bianglala saling cakar,
Kelak mencakar warnamu sendiri.
Terbenam matahari,
Terbenamlah mataair negeriku.
Surabaya, 12 Agustus 2018
Rasull abidin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H