Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Pasir Panjang

27 Juli 2018   00:15 Diperbarui: 27 Juli 2018   00:32 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menatap ombak ditengah samudera bergelora,

Perahu cadik bagai daun-daun kering melayang ditiup gembala

Antara hidup dan kematian tanpa koma,

Sejenak hilang lalu menjulang diujung degupan panjang

Nelayanku,

Pantaiku menyimpan rahasiamu, menghampar pasir kering nasibmu

Buih-buih jelaga telah menyebar dipukat-pukat tanpa ontang dan semboyan

Diatas langit badai yang kejam masih berbenah dan menunggu perintah

Tapi kaulah nelayanku,

Kau adalah tangan kekar dan legam kemerahan,

Menyusu pada puting beliung dan mencambuk petir yang menyiksa

Tapi kaulah nelayanku,

Menyelam di kedalaman rahmat tanpa keluh kesah

Menghibur urat hidup seterus gulungan ombak

Begitulah doa-doa yang kau tanam dalam pucuk karang dan rongkang

Makassar, 26 Juli 2018

Rasull abidin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun