Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lalat-lalat dalam Gedung Kesenian

26 November 2017   06:56 Diperbarui: 26 November 2017   08:43 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by. Unique.com

Lalat-lalat terbang keluar dari sebuah gedung kesenian

Mengudara, matanya yang merah menatap kesegala penjuru

Dua pengamen kanak-kanak memainkan gitar sentrong,

Jelas mata kita !,

Memandang buaian jalan dengan tekateki dan misteri

Jalanan tempat berkeluhkesah yang nyata,

Dan mereka terlempar diketiak kota

Lalat-lalat keluar dari kesombongan gedung dewan kesenian

Yang disampingnya banyak kanak-kanak telanjang dada,

Banyak kanan-kanak merayap dalam gulita

Yang terputus dalam cakrawala pendidikan,

Apakah kita cuma diam saja ?

Lalat-lalat yang terbang memburu dedaunan

Sayapnya yang ia bentangkan menutupi pamflet ditrotoar,

Kanak-kanak yang terlempar, jemarinya mengusap kaca

Pandangan mereka mencari keseluruh penjuru

Dan tangan mungil mereka meraih pisau mengarah kedadanya

Atau ke dada kita,

Dari balik jendela wajah-wajah mungilnya menjilati kehidupan

Lalu sampai kapan mereka kita abaikan ?

Gedung dewan kesenian yang gagah di persimpangan jalan,

Disampingnya gedung-gedung dinas pendidikan mencakar langit

Simbol kesombongan,

Dan gerombolan lalat memburu sajian dimeja

Mata lalat-lalat yang serakah telah lupa kebudayaan

Sayap-sayap yang ia bentangkan menebar gejala materialism,

dan kaki-kaki pendeknya menjangkau kerajaan

Banyak kanak-kanak bertelanjang kaki

Memainkan gitar,

Memainkan drama dan tarian kehidupan

Pada pinggiran trotoar raya,

Lalu lalat-lalat yang angkuh memalingkan mata bundarnya

Dan menutup kaca mobil yang tertembus debu pembangunan

Surabaya, 26 November 2017

Rasull abidin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun