Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Potret Seorang Gadis Senja

2 November 2017   23:05 Diperbarui: 2 November 2017   23:10 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Span violet dan rambutmu basah,

Diguyur badai hujan menjelang senja,

Perahu kertas karam

Yang keluar dari pagar rumah bergaya eropa

Dalam kuyup bibirmu bergetar

Gincu merah dan maskara memudar

Luruh menetes,

Gadis senja mengigil di bawah atap pertokoan

Matamu menatap langit, mendung menggantung

Dalam diam banyak peristiwa berulang

Ia menunggu,

Satu-satu lembaran waktu terbuka

Larut dalam derai dan gemuruh air lewat pancuran

Sapaan tukang ojek mengiang menjadi sia-sia,

Karna bus luar kota dalam kemacetan luarbiasa

Gadis senja sarjana ekonomi,

Karyawan loket stasiun kereta antar provinsi

Tak mampu naik ojek,

Upah yang telah kau bagi cukup separuh bulanan

Dalam tuntutan zaman,

Keinginan mesti di tekan sampai batas akhir

Sebab begitulah ratarata gambaran keadaan

Perubahan pendidikan menuntut kuli,

Kuli-kuli harus bersertifikat,

Karna dalam pendidikan tidak di ajarkan penguraian,

Dan penguraian tidak diberikan pekerjaan

Lalu tamatan pendidikan menjelma pengangguran,

Menjelang tengah malam,

Gadis senja tiba,

Dalam rumah kos kembang mawar tertunduk tidur

Perut yang lapar, ia isi air mineral

Angka-angka dalam kalender masih panjang

Apakah malam makin panjang ?

Dan putaran detik jam dinding terasa lunglai

Aduhai ?

Gadis senja yang tiap hari menghadapi gejolak

Pendidikan tingkat sarjana bagai kembang plastik

Diktat dan buku tak terpakai

Lalu diborong pedagang buku bekas pinggir jalan,

Dan bila datang musim hujan,

Hanyut dilanda banjir kali dibawa ke samudera

Menjelma sampah-sampah mencemari lautan

Kangean, 02 November 2017

Rasull abidin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun