Span violet dan rambutmu basah,
Diguyur badai hujan menjelang senja,
Perahu kertas karam
Yang keluar dari pagar rumah bergaya eropa
Dalam kuyup bibirmu bergetar
Gincu merah dan maskara memudar
Luruh menetes,
Gadis senja mengigil di bawah atap pertokoan
Matamu menatap langit, mendung menggantung
Dalam diam banyak peristiwa berulang
Ia menunggu,
Satu-satu lembaran waktu terbuka
Larut dalam derai dan gemuruh air lewat pancuran
Sapaan tukang ojek mengiang menjadi sia-sia,
Karna bus luar kota dalam kemacetan luarbiasa
Gadis senja sarjana ekonomi,
Karyawan loket stasiun kereta antar provinsi
Tak mampu naik ojek,
Upah yang telah kau bagi cukup separuh bulanan
Dalam tuntutan zaman,
Keinginan mesti di tekan sampai batas akhir
Sebab begitulah ratarata gambaran keadaan
Perubahan pendidikan menuntut kuli,
Kuli-kuli harus bersertifikat,
Karna dalam pendidikan tidak di ajarkan penguraian,
Dan penguraian tidak diberikan pekerjaan
Lalu tamatan pendidikan menjelma pengangguran,
Menjelang tengah malam,
Gadis senja tiba,
Dalam rumah kos kembang mawar tertunduk tidur
Perut yang lapar, ia isi air mineral
Angka-angka dalam kalender masih panjang
Apakah malam makin panjang ?
Dan putaran detik jam dinding terasa lunglai
Aduhai ?
Gadis senja yang tiap hari menghadapi gejolak
Pendidikan tingkat sarjana bagai kembang plastik
Diktat dan buku tak terpakai
Lalu diborong pedagang buku bekas pinggir jalan,
Dan bila datang musim hujan,
Hanyut dilanda banjir kali dibawa ke samudera
Menjelma sampah-sampah mencemari lautan
Kangean, 02 November 2017
Rasull abidin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI