Sudah lazim kita tunduk dalam takdir,
Tak mungkin kita mengubah warna yang lekat pada pandangan mata
Karna itu menghantui fikiranmu,
Buih-buih zaman luruh,
Menjelma saudara-saudaraku yang tidur diselokan,
Yang kalah dalam pergulatan
Yang menatap masa depan dengan kaki telanjang
Saudara-saudaraku,
Yang tertunduk lesu memandang langit
Yang berkeluh kesah pada gelombang kenyataan
Janganlah mematahkan pengharapan
Jangan kau tanam tangan-tanganmu dalam kuburan
Karna itu dosa !
Karna kau dan aku ber-Tuhan
Di lembah cemara, sepasang elang menatap angkasa
Mereka tahu,
Doa melayang bersama kepaknya
Mengarungi langit sepi, melihat ke segala penjuru
Sudah lazim kita tunduk pada takdir ?
Manokwari,30 sept 2017
Rasull abidin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H