Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Cemara

30 September 2017   08:58 Diperbarui: 30 September 2017   09:10 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lazim kita tunduk dalam takdir,

Tak mungkin kita mengubah warna yang lekat pada pandangan mata

Karna itu menghantui fikiranmu,

Buih-buih zaman luruh,

Menjelma saudara-saudaraku yang tidur diselokan,

Yang kalah dalam pergulatan

Yang menatap masa depan dengan kaki telanjang

Saudara-saudaraku,

Yang tertunduk lesu memandang langit

Yang berkeluh kesah pada gelombang kenyataan

Janganlah mematahkan pengharapan

Jangan kau tanam tangan-tanganmu dalam kuburan

Karna itu dosa !

Karna kau dan aku ber-Tuhan

Di lembah cemara, sepasang elang menatap angkasa

Mereka tahu,

Doa melayang bersama kepaknya

Mengarungi langit sepi, melihat ke segala penjuru

Sudah lazim kita tunduk pada takdir ?

Manokwari,30 sept 2017

Rasull abidin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun