Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Mata Pendusta

22 September 2017   19:37 Diperbarui: 22 September 2017   21:06 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarau sangar mengilas sepanjang angan

Setelah embun merasuk beku dedaun

Bayangan dalam telaga bergoyang dusta petaka,

Jentik telah keluar dalam pertapaan mengacak harum kulit mangsa

Pesta pora,

Luka hati terendam dalam tambak garam

Gerabah-gerabah berserak pecah tangis merindu harap,

Mata mata dalam kaca mendelik darah terkesiap melepas topeng kertas,

Merubah wajahku pucat,

Pasi terbelenggu jutaan tangan mencengkram .

Keberanian tergadai dalam prahara keraguan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun