Wajah malam diam diam memudar
Di angkasa raya,
Gemerlap gemintang samar lalu menghilang
Karena fajar mulai nampak
Mengawali geriak langkah kaki
Mencari sesuap nasi,
Keremangan kabut enggan beranjak pergi,
Angin malam menyisakan dingin di jalanan
Yang di bawa angkot dari Gresik ke Surabaya
Menelusuri remang jalan
Dan cahaya lampu trotoar kini menjadi pucat pasi
Di angkot yang kacanya sedikit terbuka....
Asap knalpot menjadi dingin
Menerobos masuk,
Memainkan kerudung ibu ibu penjual sayur
Yang bergulat dengan malam
Demi kehidupan yang terus berjalan
Angkot melesat bagai peluru
Menyibak kabut pagi tak peduli,
Asap rokok sang sopir di hempas angin
Lalu terbang ke angkasa bersama angan
Sementara aku hanya bisa diam
Memaksa jadi pendengar para ibu yang berdebat
Suaranya bersaing melawan deru mesin,
Akhirnya memekakkan telinga
Ibu ibu di angkot berdebat,
Tanpa peduli bapak bapak yang melongo
Ada yang bergaya serius dan bersemangat
Ada yang tengadah lalu menerawang ke langit,
Ada yang terpejam tapi masih berbicara
Ada yang emosi lalu cemberut membuang muka.
Tawa mereka menjadi irama,
Pada setiap malam dan menjelang pagi
Saat angkot berjalan menembus batas malam
Tentu sang sopir kadang tersenyum di buatnya
Deretan ibu ibu masihlah berdebat,
Bagai pakar-pakar yang sering nongol di televisi
Tentang persoalan yang bikin pusing kepala
Sampai ke persoalan politik,
Dunia munafik yang mereka sendiri masihlah awan
Dan tak akan pernah mampu menjagkau akal bulusnya
Sebuah adegan yang tak biasa,
Penduduk kita semakin cerdas
Karena pembangunan terus berjalan
Dan persoalan-persoalan di bungkus dalam berita
Menjadikan perdebatan orang orang pinggiran
Yang mereka sendiri tak memahami
Walaupun keluar dari nyanyian sumbang maling amatiran
Pertanyaan-pertanyaan sederhana yang keluar
Dari kesederhanaan fikiran ibu ibu di angkot
Masih terngiang di kepala,
Kadang menusuk tajam menampar pendidikan
Yang aku sendiri tak mampu menjawabnya
Menjadi elegi ke depannya.
Kemana negeri ini akan berjalan
Bila masih banyak kongkalikong hukum
Masih banyak para maling yang berdiskusi,
Lalu rame-rame mempreteli pundi negeri,
Sampai kemana negeri ini akan berjalan...?
Apakah seperti angkot ini ?
Menuju surabaya dan menjemput fajar pagi.
Gresik-Surabaya, 04 September 2017
Rasull abidin.