"... Bapak sudah tahun ketiga setelah pensiun menempati rumah dinas ini. Kewajiban kami mengembalikan rumah dinas ini kepada instansi agar bisa digunakan oleh keluarga pegawai berikutnya..." Surat kepada tiga anak lelakinya, telah berkeluarga, kecuali si bungsu perempuan, tinggal bersamanya.
**
Pembukaan perayaan pameran besar seni rupa, komitmen para perupa pada kemitraan pendidikan seni untuk publik. Gor, luas itu meriah oleh pengunjung umum maupun undangan, para kerabat dari peserta.
Bersyukur pameran seni rupa tersebut bermanfaat edukatif, selanjutnya pelaksanaan program independen, sehari sarasehan, komunikasi seni, untuk pelajar, mahasiswa, juga untuk umum jikalau berminat, reguler setiap akhir bulan, merupakan salah satu dari rencana seni rupa cerdas untuk publik, gratis.
Beragam kegiatan dilakukan sesuai keahlian perupa ahli bersangkutan, memberi bimbingan belajar manfaat bersama seni-berbagai topik menarik telah digelar sesuai rencana waktu wacana penuturan berjalan.
Waktu, perubahan tanpa henti. "Ayah atau Ibu, menjemput si sulung, dia belum sehat benar dari sisa flu-nya..."
"Hamba, tuan putri."
"Baik sekali ya pacarku ini. Oh, lukisan pesanan, mantan hm lampau, nan elok nian, belum selesai ya?" Ada frekuensi aneh pada getar suara itu.
"Hehehe... Anak dua isteri satu... Aku kaya raya loh." Pelukan kasih sayang, membawa kami sampai pada puji syukur seluas langit.
**