"Mati semua."
"Sialan. Move. Sampai jumpa."
"Terminal bawah tanah distrik 56."
"Oke."
**
Tanah bergerak, mengguncang. Ledakan serentak menggelegar, di berbagai daerah, tsunami naik kepermukaan. Serangan debu vulkanik berbaur batu laiknya hujan deras. Terpana hati tak sempat mencapai kesadaran. Bencana iklim, lingkungan, tampaknya menyampaikan kesempurnaan kehidupan, entah apa makna di balik pesan alami itu. Kehancuran, nalar tak mampu memprediksi, keserentakan gerakan alam.
Korban, beterbangan, bergelimpangan, terpentalpental, menggunung sampah peradaban. Tak mampu menghitung jari digital. Satelit meledak, frekuensi terganggu, daya gravitasi menurun cepat, sangat mungkin bumi meledak mungkin serentak planet-planet. Alam semesta gelap gulita. Kios dunia gamers mendadak mati lampu. Belum bayar listrik tiga bulan. Â
"Hei! Jangan kabur. Bayar dulu!" Suara pemilik kios.
"Gelap Bang! Ngutang dulu!"
***
Jakarta Kompasiana, Agustus 11, 2024.
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.