"Semoga benar kalian telah melihatnya." Ratna Wilis, sukmanya, doa harapan, memeluk erat putri kembar kini rambutnya tak bau matahari, dewasa, bukan si mungil pengacau pertapaan Panembahan Dieng. Â Melengking wawasan pertanyaan, berkicau, bikin sibuk Eyangnya. Mengalun kesabaran cinta seluas semesta.
**
Semesta fatamorgana waktu tempuh.
"Nebula semarak mazmur langitmu merengkuh kasmaran tak terelakan oleh apapun, prosa mawar melepas segala risalah persemaian, telah tumbuh, ikhlas ... Antarkan kembali pulang ... Si kembar jika kangenmu pupus, kekasih ..."
Sepsang mobil sport berwarna hitamputih, melesat dengan kecepatan tinggi di sirkuit balap itu. Ibu, mengawasi dari podium pengamat berkaca khusus. "Ini hari terakhir penentuan kesiapan kalian menghadapi lawan." Ratna Wilis, sukmanya, siapkah aku ketika mereka semakin dekat ayahnya.
Ratna Wilis, tak lepas pandangnya. Menjauh dua mobil sport terkini. Menghilang tersulap tirai fatamorgana.
***
Jakarta Kompasiana, Juli 30, 2024.
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.
*) KBBI; ratna wilis; intan yang berwarna hijau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H