Mohon tunggu...
Ade Lanuari
Ade Lanuari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Upaya Internal Generasi Z dalam Mencegah Degradasi Moral bersama Kayu Putih Aroma

29 Desember 2017   06:39 Diperbarui: 29 Desember 2017   08:07 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Adanya perubahan, memperbesar potensi degradasi dan dekadensi moral pada setiap generasi terutama generasi Z. Maka tentunya harus ada upaya dan tindakan yang perlu dilakukan oleh generasi tersebut. Sebagai seorang guru SD di sekolah swasta Yogyakarta, penulis mencoba berbagi pengalaman. Adapun upaya yang perlu dilakukan:

Memperdalam Ilmu Keagamaan Melalu Kegiatan Literasi dan Diskusi

Generasi Z yang digadang-gadang sebagai generasi agen of changehendaknya membekali diri dengan berbaga ilmu keagamaan, karena dengan mengetahui ilmu agama itulah pembelajaran moral, etika, dan budi pekerti bisa diserap kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya itu, dengan mempelajarinya, generasi Z bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang perlu  dilakukan dan mana yang tidak perlu dilakukan. Mengapa harus memperdalam ilmu keagamaan? Karena dalam agama terdapat nilai moral yang bersifat universal, sakral, dan mutlaq kebenarannya tanpa pandang waktu dan tempat, terutama dalam menghadapi arus globalisasi yang serba permissive. 

Secara sadar penulis mengakui bahwa mengikuti kegiatan diskusi dan literasi keagamaan dapat menanamkan moral. Bagaimana tidak, beberapa kali dalam seminggu mengkaji agama tentunya akan membawa efek positif, minimal pada saat akan berbuat neko-nekohati nurani akan berkata: "Kamu kan tau agama. Tiap minggu diskusi soal agama, masa mau ngelakuin hal yang ngrugiin orang lain? Masa mau ngelakuin hal yang enggak bermanfaat"

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
 Selain itu, penulis merasakan sekali akan manfaat dari kegiatan ini. Semenjak kuliah semester awal hingga sekarang berprofesi sebagai guru, penulis masih aktif dalam kegiatan diskusi keagamaan dan literasi dari berbagai macam ormas keagamaan. 

Alhasil penulis menjadi tahu akan peran penting agama baik itu untuk diri sendiri, orang lain, bahkan lebih jauh peran agama untuk negara dan dunia internasional. Penulis juga menjadi tahu bagaimana agama memecahkan persoalan sosial, bagaimana agama memandang kemajemukan sosial, dan berbagai macam hal lain.

Aktif Dalam Kegiatan Sosial-Masyarakat

Menjadi generasi unggulan harus mudah bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat. Sangat disayangkan sekali jika ada seseorang yang berpengetahuan luas, kaya akan informasi dan wawasan namun tidak mampu mengejewantahkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, orang yang punya wawasan luas namun kurang aktif dalam kegiatan masyarakat akan mengalami masa canggung dan kikuk ketika bermasyarakat.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
Kekakuan dan kekikukan pernah dialami penulis ketika lama tidak bermasyarakat karena padatnya kegiatan di sekolah. Pernah sekitar setahun luput dari kegiatan masyarakat di kampung. 

Akibatnya, ketika mengawali kembali, penulis merasa canggung dan sungkan ketika akan menyampaikan pendapat. Entah apa sebabnya, tapi secara perlahan penulis mencoba mengasah kembali semua hal berkaitan dengan kegiatan masyarakat. Mulai dari kegiatan, manajemen, psikologi, simpati, empati, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun