Adanya perubahan, memperbesar potensi degradasi dan dekadensi moral pada setiap generasi terutama generasi Z. Maka tentunya harus ada upaya dan tindakan yang perlu dilakukan oleh generasi tersebut. Sebagai seorang guru SD di sekolah swasta Yogyakarta, penulis mencoba berbagi pengalaman. Adapun upaya yang perlu dilakukan:
Memperdalam Ilmu Keagamaan Melalu Kegiatan Literasi dan Diskusi
Generasi Z yang digadang-gadang sebagai generasi agen of changehendaknya membekali diri dengan berbaga ilmu keagamaan, karena dengan mengetahui ilmu agama itulah pembelajaran moral, etika, dan budi pekerti bisa diserap kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, dengan mempelajarinya, generasi Z bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang perlu  dilakukan dan mana yang tidak perlu dilakukan. Mengapa harus memperdalam ilmu keagamaan? Karena dalam agama terdapat nilai moral yang bersifat universal, sakral, dan mutlaq kebenarannya tanpa pandang waktu dan tempat, terutama dalam menghadapi arus globalisasi yang serba permissive.Â
Secara sadar penulis mengakui bahwa mengikuti kegiatan diskusi dan literasi keagamaan dapat menanamkan moral. Bagaimana tidak, beberapa kali dalam seminggu mengkaji agama tentunya akan membawa efek positif, minimal pada saat akan berbuat neko-nekohati nurani akan berkata: "Kamu kan tau agama. Tiap minggu diskusi soal agama, masa mau ngelakuin hal yang ngrugiin orang lain? Masa mau ngelakuin hal yang enggak bermanfaat"
Alhasil penulis menjadi tahu akan peran penting agama baik itu untuk diri sendiri, orang lain, bahkan lebih jauh peran agama untuk negara dan dunia internasional. Penulis juga menjadi tahu bagaimana agama memecahkan persoalan sosial, bagaimana agama memandang kemajemukan sosial, dan berbagai macam hal lain.
Aktif Dalam Kegiatan Sosial-Masyarakat
Menjadi generasi unggulan harus mudah bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat. Sangat disayangkan sekali jika ada seseorang yang berpengetahuan luas, kaya akan informasi dan wawasan namun tidak mampu mengejewantahkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, orang yang punya wawasan luas namun kurang aktif dalam kegiatan masyarakat akan mengalami masa canggung dan kikuk ketika bermasyarakat.
Akibatnya, ketika mengawali kembali, penulis merasa canggung dan sungkan ketika akan menyampaikan pendapat. Entah apa sebabnya, tapi secara perlahan penulis mencoba mengasah kembali semua hal berkaitan dengan kegiatan masyarakat. Mulai dari kegiatan, manajemen, psikologi, simpati, empati, dan sebagainya.