Paus Fransiskus juga menekankan pentingnya empati dalam kepemimpinan. Ketika seorang pemimpin hidup dalam kemewahan yang berlebihan, ia kehilangan kemampuan untuk memahami kebutuhan dan penderitaan rakyat.Â
Sebaliknya, seorang pemimpin yang hidup sederhana akan lebih mudah untuk berempati dengan kondisi rakyatnya. Inilah yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus, yang meskipun memiliki posisi yang sangat tinggi, tetap memilih untuk hidup dengan cara yang sederhana.
Dalam perspektif teologis, kesederhanaan Paus Fransiskus juga bisa dilihat sebagai bentuk pengamalan dari ajaran Yesus Kristus yang menekankan pentingnya berbagi dan melayani sesama.Â
Yesus sendiri hidup dalam kesederhanaan dan selalu berpihak kepada orang-orang yang terpinggirkan. Pejabat publik di Indonesia, khususnya yang beragama Kristen, seharusnya mengambil inspirasi dari ajaran ini dalam menjalankan tugas mereka.
Kesederhanaan yang ditunjukkan Paus Fransiskus mengingatkan kita akan pentingnya integritas dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang memiliki integritas tidak akan tergoda oleh kemewahan dan kekayaan duniawi, melainkan akan fokus pada tanggung jawab sosial yang diembannya. Ini adalah pesan yang sangat relevan bagi pejabat-pejabat di Indonesia, yang sering kali terjebak dalam godaan kekuasaan dan kekayaan.
Tindakan Paus Fransiskus yang memilih transportasi sederhana selama kunjungannya ke Indonesia merupakan kritik moral yang kuat bagi para pejabat yang suka bergaya mewah.Â
Di tengah ketimpangan sosial yang masih tinggi, kesederhanaan pemimpin dunia ini seharusnya menjadi contoh bagaimana seorang pemimpin seharusnya hidup dan bertindak. Paus Fransiskus telah menunjukkan bahwa kesederhanaan bukan hanya soal pilihan pribadi, tetapi juga soal tanggung jawab moral dan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H