Mohon tunggu...
Godet Sugedot
Godet Sugedot Mohon Tunggu... -

berusaha diam di atas hikmah dan berbicara di atas hikmah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertanyaan Haditya untuk Dewa Gilang

30 Juni 2013   23:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:11 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-----------------------------------------------------------------

DG:
Ketika sebagian dari sarjana Islam berteriak lantang bahwa “sejarah Islam harus ditulis ulang”.

HE:
Pertanyaannya, siapa sarjana Islam yang anda maksud itu?.

DG:
maka teriakkan itu harus dimaknai sebagai ajakan kepada umat agar tidak melupakan sejarahnya sekaligus bersikap kritis terhadap setiap lembaran sejarah yang tercantum di berbagai kitab “sirah” (sejarah).

HE:
Sikap kritis yang bagaimana dan seperti apa yang anda maksud itu?.

DG:
Salah satu “pecundang” yang nyata disingkirkan dari penulisan sejarah ialah “ahlul bait” Nabi Muhammad Saww. Sebagai “pecundang” mereka harus rela disingkirkan dari gelanggang sejarah, agar umat -kelak-tidak menyadari akan pentingnya posisi mereka dalam Islam.

HE:
Siapa yang anda maksud yang menyingkirkan “Ahlul Bayt” dari penulisan sejarah Islam itu?.

DG:
Sebagai contoh adalah munculnya hadis agar umat berpegang teguh kepada “kitabullah wa sunnati”. Demikian masyhurnya hadis ditulis di berbagai kitab, sehingga umat melupakan hadis satu-nya lagi yang -bahkan- memiliki kedudukan yang lebih tinggi, yakni serua Rassul agar umat berpegang teguh kepada “Kitabullah wa Ahlul Bait”.

HE:
Kata siapa Hadits Tsaqalain yang berbunyi “Ithrati atau Ahlul Hadits” itu jarang tertulis diberbagai Kitab. Justru Hadits tersebut malah banyak bertebaran dan dengan mudah ditemui dalam kitab-kitab Hadits yang termasuk dalam kelompok Kutubus-sittah.

Hadits tsaqalain baik yang “Sunnati” maupun yang “Ithrati atau Ahlul Bait” itu keduanya banyak riwayatnya, ada yang Shahih adapula yang Dloif. Nah, berkaitan dengan komentar anda yang menyatakan:

“memiliki kedudukan yang lebih tinggi, yakni serua Rassul agar umat berpegang teguh kepada “Kitabullah wa Ahlul Bait”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun