Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Tidak Boleh Tertipu oleh Janji Manis yang Hanya Menguntungkan Segelintir Orang

28 September 2024   03:02 Diperbarui: 28 September 2024   03:02 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber : Koleksi Dok Pribadi)

Memahami Kepentingan yang Tersembunyi

Untuk menghindari tertipu oleh janji manis, kita perlu memahami kepentingan yang tersembunyi di balik setiap janji. Sebelum menerima janji apapun, lakukan penelitian dan analisis mendalam mengenai latar belakang pihak yang memberikan janji tersebut. Apakah mereka memiliki rekam jejak yang baik? Apakah mereka pernah menepati janji-janji sebelumnya? Informasi ini bisa membantu kita menilai kredibilitas dan niat baik mereka.

Setiap janji pasti memiliki pihak yang diuntungkan. Tugas kita adalah mencari tahu siapa sebenarnya yang akan diuntungkan jika janji tersebut direalisasikan. Apakah janji tersebut benar-benar untuk kepentingan umum atau hanya untuk kepentingan segelintir orang?

Setelah janji diberikan, kita harus terus mengawasi pelaksanaannya. Jangan takut untuk mengkritisi dan menuntut pertanggungjawaban jika janji tersebut tidak ditepati. Partisipasi aktif dari masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa pemimpin kita tetap berada di jalur yang benar.

Peran Media dan Pendidikan dalam Membangun Kesadaran

Media dan pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap janji-janji manis yang bisa menyesatkan. Media harus berperan sebagai pengawas yang independen dan kritis terhadap setiap janji yang diberikan oleh pihak-pihak yang berkuasa. Media harus berani mengungkapkan fakta dan memberikan analisis yang objektif sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.

Pendidikan di sekolah harus mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis. Siswa harus diajarkan untuk tidak mudah percaya pada janji manis dan selalu mencari tahu kebenaran di balik setiap pernyataan. Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi yang lebih cerdas dan kritis dalam menilai setiap informasi yang diterima.

Masyarakat harus terus didorong untuk aktif berpartisipasi dalam berbagai forum-forum diskusi publik. Dalam forum ini, mereka bisa berbagi informasi, pendapat, dan pengalaman mengenai janji-janji yang diberikan oleh pemimpin mereka. Diskusi yang konstruktif akan membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai isu-isu yang mereka hadapi.

Janji Manis yang Menggugah Kesadaran

Sejarah telah mencatat banyak kasus di mana janji manis hanya menguntungkan segelintir orang. Di banyak negara, proyek infrastruktur sering kali dijadikan alat politik untuk meraih dukungan. Janji pembangunan jalan, jembatan, atau gedung-gedung megah sering kali diucapkan tanpa perencanaan yang matang. Akibatnya, banyak proyek yang mangkrak dan tidak selesai, menyebabkan kerugian besar bagi anggaran negara dan masyarakat.

Subsidi sering kali dijanjikan untuk membantu masyarakat miskin. Namun, dalam praktiknya, banyak program subsidi yang tidak tepat sasaran dan justru dinikmati oleh mereka yang tidak berhak. Ini menunjukkan bahwa janji manis yang terdengar mulia pun bisa menjadi alat manipulasi jika tidak diawasi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun