Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berani Melawan Arus, Mengukir Masa Depan di Tengah Arus Sejarah

18 Agustus 2024   05:05 Diperbarui: 18 Agustus 2024   06:57 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:Koleksi Dok Pribadi)

Para pemimpin dan aktivis yang bekerja untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif sering kali menghadapi perlawanan dari mereka yang tidak ingin melihat perubahan. Namun, keberanian mereka untuk melawan arus adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih adil bagi semua.

Mengukir Sejarah Bersama

Sejarah menunjukkan bahwa perubahan yang signifikan tidak datang dari kepasrahan, tetapi dari keberanian untuk melawan arus dan berdiri teguh dalam keyakinan akan masa depan yang lebih baik. Setiap individu memiliki potensi untuk mengukir sejarah, tidak hanya dengan tindakan besar yang mengguncang dunia, tetapi juga dengan tindakan kecil yang menginspirasi orang lain di sekitar mereka.

Dalam konteks Indonesia, semangat perjuangan ini bisa diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Misalnya, dalam dunia pendidikan, para guru dan pendidik yang berani melawan sistem yang kaku dan tidak adil untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak adalah contoh dari mereka yang mengukir sejarah. Di bidang kesehatan, para dokter dan tenaga medis yang bekerja tanpa lelah untuk melayani masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil, adalah pahlawan-pahlawan yang melawan arus.

Dalam bidang ekonomi, para pengusaha sosial yang menciptakan peluang kerja bagi masyarakat miskin dan marginal, serta mereka yang memperjuangkan hak-hak pekerja, adalah contoh dari mereka yang berani melawan arus untuk menciptakan perubahan yang positif. Di bidang lingkungan, para aktivis yang berjuang melawan deforestasi, polusi, dan perubahan iklim adalah pahlawan-pahlawan yang berani berdiri melawan kekuatan besar yang mengancam planet ini.

Berani untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Keberanian untuk melawan arus adalah esensi dari perubahan sosial yang signifikan. Mereka yang berani menentang status quo dan berjuang untuk keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan adalah pahlawan-pahlawan sejati yang mengukir masa depan. Inspirasi dari tokoh-tokoh seperti Tan Malaka, Soekarno, dan Kartini menunjukkan bahwa keberanian individu dapat memiliki dampak yang luas dan berkelanjutan.

Di tengah tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini, kita membutuhkan lebih banyak orang yang berani melawan arus. Keberanian ini tidak hanya akan mengubah kehidupan mereka yang terpinggirkan, tetapi juga akan menginspirasi generasi mendatang untuk terus berjuang untuk dunia yang lebih baik.

Mari kita berani mengukir sejarah, melawan arus, dan menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera. Dengan keberanian, keteguhan hati, dan visi yang jelas, kita semua memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan dan pahlawan dalam cerita sejarah kita sendiri. Seperti yang diajarkan oleh sejarah, mereka yang berani melawan arus adalah mereka yang mengukir masa depan. Mari kita menjadi bagian dari mereka yang berani, yang tidak takut untuk berdiri dan berjuang untuk keadilan dan kebenaran, dan yang yakin bahwa masa depan yang lebih baik adalah mungkin jika kita berani memperjuangkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun