Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Teknologi Hijau, Solusi Berkelanjutan untuk Lingkungan

28 Juli 2024   01:45 Diperbarui: 30 Juli 2024   16:07 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penerapan teknologi Carbon Capture and Storage. (DOK. Shutterstock/Sutthiphong Chandaeng via kompas.com)

Dalam beberapa dekade terakhir, isu lingkungan telah menjadi perhatian global yang mendesak. Pemanasan global, polusi, dan penipisan sumber daya alam menuntut kita untuk mencari solusi yang lebih berkelanjutan. 

Salah satu jawaban atas tantangan ini adalah pengembangan dan penerapan teknologi hijau. Teknologi hijau, atau teknologi ramah lingkungan, berfokus pada inovasi yang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mempromosikan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. 

Kali ini, kita akan membahas secara mendalam bagaimana teknologi hijau dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi lingkungan, tantangan yang dihadapinya, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mengadopsinya secara luas.

Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Teknologi hijau memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, yang merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim. Energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, menggantikan bahan bakar fosil yang menghasilkan banyak emisi karbon. 

Dengan mengadopsi energi terbarukan secara lebih luas, kita dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang merusak lingkungan. 

Pembangkit listrik tenaga surya dan angin kini menjadi lebih efisien dan lebih murah dibandingkan beberapa tahun yang lalu, sehingga memungkinkan adopsi yang lebih luas.

Menurut Badan Energi Internasional (IEA), energi terbarukan diperkirakan akan menyumbang hampir 30% dari pembangkit listrik global pada tahun 2025, naik dari 24% pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan tren yang positif menuju penggunaan energi yang lebih bersih. 

Selain itu, energi terbarukan juga dapat menstabilkan harga energi karena sumbernya yang melimpah dan tidak terbatas, berbeda dengan bahan bakar fosil yang harganya fluktuatif dan terbatas.

Di sisi lain, teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage - CCS) juga menunjukkan potensi besar dalam mengurangi emisi dari pembangkit listrik yang masih menggunakan bahan bakar fosil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun