Kecelakaan yang melibatkan rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang, pada 11 Mei 2024, telah menambah daftar panjang insiden tragis yang menimpa pelajar dan guru selama kegiatan study tour. Tragedi ini bukanlah insiden tunggal dalam setahun terakhir, beberapa kecelakaan serupa telah terjadi, menimbulkan keprihatinan yang mendalam mengenai keselamatan transportasi pelajar. Kejadian ini memaksa kita untuk mengkaji secara serius penyebab di balik rentetan kecelakaan ini dan mencari solusi konkret untuk mencegahnya di masa mendatang.
Ketika menelusuri sejumlah kecelakaan yang terjadi dalam setahun terakhir, kelayakan bus sering disebut sebagai penyebab utama. Bus yang digunakan dalam kegiatan study tour kerap kali tidak memenuhi standar keselamatan yang memadai. Beberapa bus telah dimodifikasi secara sembarangan oleh operator yang tidak bertanggung jawab, meningkatkan risiko kecelakaan yang fatal.
Kelayakan Bus
Kelayakan bus menjadi isu utama dalam setiap kecelakaan yang terjadi. Banyak bus yang digunakan ternyata tidak dalam kondisi prima, dengan komponen yang aus atau bahkan rusak. Modifikasi yang tidak sesuai standar keselamatan juga sering dilakukan oleh operator bus untuk meningkatkan kapasitas penumpang atau mengurangi biaya operasional, yang malah mengurangi faktor keselamatan.
 Â
Pengawasan dan Regulasi
Lemahnya pengawasan dan regulasi terhadap operator bus pariwisata menjadi faktor lain yang berkontribusi. Regulasi yang ada sering kali tidak diimplementasikan dengan baik, dan pengawasan terhadap kelayakan bus dan kemampuan sopir masih kurang. Hal ini memungkinkan operator nakal tetap beroperasi tanpa memenuhi standar keselamatan yang diperlukan.
Kesiapan Sekolah
Banyak sekolah yang mungkin kurang memiliki pemahaman atau sumber daya untuk memilih operator bus yang kredibel. Terkadang, keputusan diambil berdasarkan biaya termurah tanpa mempertimbangkan faktor keselamatan, yang tentunya sangat berisiko.
Langkah-langkah Pencegahan
Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan operator bus itu sendiri.
Evaluasi dan Pengetatan Regulasi