Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menggali Kedalaman Emosional, Analisis Film "War for the Planet of the Apes"

28 April 2024   15:58 Diperbarui: 28 April 2024   16:06 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Dokumentasi Pribadi)


Film "War for the Planet of the Apes" merupakan bagian dari trilogi reboot yang memperkenalkan kembali franchise klasik "Planet of the Apes". Dengan fokus pada karakter Caesar, film ini mengeksplorasi tema kompleks seperti moralitas, keberanian, dan kemanusiaan melalui sudut pandang unik dari para karakter primata. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa film ini begitu menarik dan relevan, serta bagaimana penggambaran karakter dan cerita film ini memberikan dampak emosional yang mendalam pada penonton.

"War for the Planet of the Apes" melanjutkan kisah Caesar, pemimpin kera yang bijaksana, dalam perjuangannya melawan manusia yang ingin memusnahkan kaumnya. Kisah ini tidak sekadar menggambarkan pertempuran fisik antara kedua spesies, tetapi juga pertempuran internal yang dialami oleh Caesar dan karakter-karakter kera lainnya. Penggambaran yang kompleks ini memberikan kedalaman emosional pada cerita, membuat penonton terhubung secara pribadi dengan perjalanan karakter-karakter tersebut.

Salah satu tema utama dalam film ini adalah konflik internal Caesar antara kebencian terhadap manusia dan keinginannya untuk menjaga perdamaian. Ini mencerminkan konflik yang sering kita alami dalam kehidupan nyata, di mana kita harus memilih antara membalas dendam atau memilih jalan damai. Penggambaran konflik ini dengan sangat baik membuat penonton merenungkan tentang nilai-nilai moral dan keadilan.

Selain itu, film ini juga mengangkat tema tentang identitas dan keberanian untuk berdiri teguh atas keyakinan kita. Melalui karakter-karakternya, film ini mengajarkan pentingnya memahami siapa kita sebenarnya dan berani bertindak sesuai dengan nilai-nilai kita, meskipun hal itu berarti berhadapan dengan tekanan dari luar.

Satu hal yang tidak bisa dilewatkan dari "War for the Planet of the Apes" adalah kualitas sinematografinya yang luar biasa. Penggunaan teknologi motion capture untuk menghidupkan karakter-karakter kera memberikan tingkat realisme yang mengesankan. Setiap ekspresi wajah dan gerakan tubuh kera terasa begitu manusiawi, sehingga penonton benar-benar terhubung dengan emosi yang mereka alami.

Efek visual dalam film ini juga patut diacungi jempol. Dari pemandangan pegunungan yang megah hingga detail-detail kecil seperti rambut pada tubuh kera, setiap elemen visual dalam film ini diciptakan dengan sangat baik untuk menciptakan dunia yang kaya dan imersif bagi penonton.

"War for the Planet of the Apes" bukan sekadar film aksi fiksi ilmiah, tetapi juga sarat dengan pesan-pesan mendalam. Salah satu pesan yang paling kuat adalah tentang pentingnya perdamaian dan pengertian antar spesies. Film ini mengingatkan kita bahwa, meskipun berbeda, kita semua memiliki hak untuk hidup dengan damai dan menghormati satu sama lain.

Selain itu, film ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya memaafkan dan melepaskan dendam. Caesar belajar bahwa dendam hanya akan menghasilkan siklus kebencian yang tak berujung, dan bahwa kekuatan sejati terletak dalam kemampuan untuk memaafkan dan berdamai dengan masa lalu.

Selain tema-tema universal yang telah disebutkan, "War for the Planet of the Apes" juga menawarkan kritik sosial yang tajam dan analogi sejarah yang menarik. Penggambaran manusia dalam film ini sebagai pihak yang ingin menghancurkan kaum kera, tanpa mencoba memahami atau berkomunikasi dengan mereka, dapat dianggap sebagai refleksi dari sikap superioritas dan ketidakpedulian manusia terhadap alam dan spesies lainnya di dunia nyata.

Analogi sejarah yang paling mencolok dalam film ini adalah kisah perjuangan Caesar dan kaumnya yang mirip dengan perjuangan para budak untuk memperoleh kebebasan. Konsep pembebasan diri dari penindasan dan pencarian identitas yang lebih besar sering menjadi tema dalam sejarah manusia, dan film ini berhasil mengangkatnya dengan sangat dramatis dan emosional.

Selain cerita dan pesan yang kuat, "War for the Planet of the Apes" juga patut diapresiasi atas pencapaian teknisnya. Teknologi motion capture yang digunakan dalam film ini menciptakan karakter-karakter kera yang begitu hidup dan realistis, sehingga seringkali kita lupa bahwa yang kita lihat adalah aktor manusia yang berperan sebagai kera. Andy Serkis, yang memerankan Caesar, layak mendapat pujian atas aktingnya yang memukau dan mampu menghadirkan kedalaman emosional pada karakter tersebut.

Sebagai bagian dari waralaba yang sudah lama ada, "War for the Planet of the Apes" berhasil memperbaharui kisah klasik ini dengan cara yang segar dan menarik. Trilogi reboot ini berhasil memperluas pengaruh dan warisan dari "Planet of the Apes" kepada generasi baru penonton, sambil memberikan penghormatan kepada versi-versi sebelumnya.

Sebagai bagian dari trilogi, "War for the Planet of the Apes" dapat dilihat sebagai puncak dari perjalanan karakter Caesar. Film pertama, "Rise of the Planet of the Apes", memperkenalkan kita pada dunia di mana kera mulai mengalami perkembangan intelektual yang cepat, sementara film kedua, "Dawn of the Planet of the Apes", menyoroti konflik antara manusia dan kera yang semakin memanas. "War for the Planet of the Apes" mengambil langkah lebih jauh dengan mengeksplorasi konsekuensi dari konflik tersebut dan menuntun kita pada akhir perjalanan yang epik.

Pencapaian sutradara Matt Reeves dalam film ini juga patut diperhatikan. Reeves berhasil menciptakan atmosfer yang tegang dan emosional, sambil menjaga keseimbangan antara aksi yang menghibur dan narasi yang bermakna. Dukungan dari tim produksi, termasuk penulis naskah dan desainer produksi, juga berkontribusi besar terhadap keberhasilan film ini dalam menciptakan dunia yang kaya dan mendalam.

"War for the Planet of the Apes" dapat dianggap sebagai tonggak penting dalam perkembangan film-film blockbuster modern. Dengan fokus pada pengembangan karakter dan cerita yang kompleks, film ini menunjukkan bahwa film aksi dapat juga mengandung kedalaman emosional dan pemikiran yang mendalam. Pengaruhnya terhadap genre film aksi dan industri film secara keseluruhan tidak dapat diremehkan.

Salah satu alasan utama kesuksesan "War for the Planet of the Apes" adalah resonansinya dengan penonton. Cerita tentang perjuangan untuk kebebasan, keberanian untuk berdiri teguh atas nilai-nilai, dan pentingnya perdamaian dan pengertian antar spesies, adalah tema-tema yang dapat dirasakan oleh siapa pun, sehingga membuat film ini begitu kuat dan menggugah.

Meskipun "War for the Planet of the Apes" adalah film fiksi ilmiah, tema-tema yang diangkat dalam film ini memiliki relevansi yang kuat dengan situasi dunia saat ini. Penggambaran konflik antara dua spesies yang berbeda dapat dianggap sebagai refleksi dari konflik antar kelompok manusia yang sering terjadi di dunia nyata. Film ini mengingatkan kita tentang pentingnya toleransi, pengertian, dan perdamaian dalam menghadapi perbedaan dan konflik.

Salah satu pesan yang cukup jelas dalam film ini adalah kritik terhadap perlakuan manusia terhadap alam. Dalam film ini, manusia digambarkan sebagai pihak yang merusak lingkungan dan tidak menghargai keberadaan spesies lain. Pesan ini dapat dianggap sebagai peringatan bagi kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan makhluk-makhluk lain yang berbagi planet ini dengan kita.

"War for the Planet of the Apes" mendapat banyak penghargaan dan pujian dari kritikus film dan penonton. Keberhasilannya dalam menggabungkan narasi yang mendalam dengan aksi yang spektakuler, serta pengembangan karakter yang kuat, membuat film ini dianggap sebagai salah satu film terbaik dalam genre fiksi ilmiah. Hal ini juga mencerminkan penerimaan publik terhadap pesan-pesan yang disampaikan oleh film ini.

Trilogi "Planet of the Apes" yang diproduksi ulang ini telah meninggalkan warisan yang kuat bagi industri film. Dengan teknologi motion capture yang semakin canggih, film-film ini telah membuka jalan bagi pengembangan film-film dengan efek visual yang realistis dan penggambaran karakter yang mendalam. Selain itu, pendekatan film ini terhadap cerita dan karakter juga memberikan inspirasi bagi pembuat film lainnya untuk lebih memperhatikan aspek-aspek tersebut dalam pembuatan film-film blockbuster.

"War for the Planet of the Apes" juga dapat membuka diskusi yang menarik tentang masa depan hubungan antara manusia dan spesies lain di planet ini. Meskipun film ini adalah karya fiksi ilmiah, isu-isu yang diangkat dalam film ini, seperti perang, kehancuran lingkungan, dan perlakuan terhadap hewan, adalah isu-isu yang relevan dengan kondisi dunia saat ini. Film ini dapat menjadi pemicu untuk merenungkan bagaimana kita sebagai manusia dapat lebih bijaksana dalam berinteraksi dengan alam dan spesies lain di planet ini.

Selain penerimaan publik dan kritikus, "War for the Planet of the Apes" juga telah mendapatkan pengakuan atas prestasi sinematiknya. Film ini berhasil meraih berbagai penghargaan, termasuk penghargaan untuk efek visual dan teknologi motion capture. Hal ini menunjukkan bahwa film ini bukan hanya sebuah kisah yang menarik, tetapi juga sebuah pencapaian teknis yang luar biasa dalam dunia perfilman.

Keberhasilan trilogi "Planet of the Apes" yang diproduksi ulang ini juga dapat menjadi inspirasi bagi pembuat film untuk mengembangkan cerita-cerita yang lebih kompleks dan mendalam dalam genre fiksi ilmiah. Penggambaran karakter yang kuat dan narasi yang bermakna dalam film ini menunjukkan bahwa film-film aksi dapat juga mengandung pesan-pesan filosofis dan moral yang dalam, sehingga membuka ruang bagi eksplorasi ide-ide baru dalam film-film mendatang.

Produksi "War for the Planet of the Apes" tentu saja tidaklah mudah. Pembuatan film dengan skala epik seperti ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari teknis hingga logistik. Tim produksi harus menghadapi tantangan dalam menghidupkan karakter kera secara realistis melalui teknologi motion capture, menciptakan set yang mendukung dunia yang digambarkan dalam film, hingga mengatur adegan-adegan aksi yang kompleks dan memerlukan perencanaan yang matang.

Salah satu hal yang menarik dari "War for the Planet of the Apes" adalah bagaimana film ini menggabungkan teknologi mutakhir dengan narasi yang kuat. Teknologi motion capture telah memungkinkan para pembuat film untuk menciptakan karakter-karakter kera yang begitu realistis, sehingga penonton benar-benar terhubung dengan emosi dan perjuangan mereka. Namun, teknologi ini bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mendukung cerita yang ingin disampaikan oleh film ini.

Trilogi "Planet of the Apes" yang diproduksi ulang ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap dunia fiksi ilmiah. Dengan pendekatan yang lebih serius terhadap pengembangan karakter dan tema-tema yang mendalam, film-film ini telah membantu mengangkat standar dalam genre ini. Pengaruhnya dapat terlihat dalam film-film fiksi ilmiah lainnya yang kemudian juga mengedepankan pengembangan karakter dan cerita yang kompleks.

"War for the Planet of the Apes" tidak hanya berhasil secara komersial, tetapi juga mendapat penerimaan luas dari berbagai kalangan. Pengaruhnya terhadap budaya populer juga cukup signifikan, dengan memunculkan berbagai merchandise, adaptasi dalam bentuk permainan video, dan bahkan wahana permainan di beberapa taman hiburan. Hal ini menunjukkan bahwa film ini telah menjadi bagian penting dari budaya populer kontemporer.

"War for the Planet of the Apes" tidak hanya meninggalkan kesan visual dan naratif yang kuat, tetapi juga warisan moral dan filosofis yang bernilai. Melalui perjalanan karakter Caesar, film ini mengajarkan kita tentang kekuatan pengampunan, keberanian untuk memilih perdamaian daripada balas dendam, dan pentingnya menghargai kehidupan dalam segala bentuknya. Pesan-pesan ini dapat menjadi inspirasi bagi penonton untuk merenungkan sikap dan tindakan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Selain pengaruh visual dan naratifnya, "War for the Planet of the Apes" juga memperlihatkan pentingnya musik dan suara dalam menciptakan atmosfer yang mendalam dalam sebuah film. Skor musik yang disusun oleh Michael Giacchino berhasil menyampaikan emosi dan ketegangan dalam film ini, sementara desain suara yang cermat memberikan kedalaman pada dunia yang digambarkan dalam film.

Salah satu pesan yang paling kuat dari film ini adalah tentang kemanusiaan. Meskipun karakter utamanya adalah kera, film ini berhasil menggambarkan sifat-sifat kemanusiaan seperti keberanian, pengorbanan, dan empati melalui mereka. Ini mengingatkan kita bahwa sifat-sifat ini tidak terbatas pada manusia, tetapi dapat ada dalam setiap makhluk hidup.

Trilogi "Planet of the Apes" yang diproduksi ulang ini memiliki potensi untuk menjadi warisan yang berharga bagi generasi mendatang. Selain sebagai karya seni yang menghibur, film-film ini juga dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran tentang nilai-nilai moral, keberanian, dan keadilan. Dengan demikian, film-film ini dapat terus memberikan pengaruh yang positif bagi penonton di masa depan.

Film ini secara halus mengajak penonton untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam dan makhluk lain di planet ini. Melalui perjuangan kera untuk hidup secara damai dan bebas dari penindasan manusia, film ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menghormati keberadaan semua makhluk hidup.

Salah satu poin penting dari "War for the Planet of the Apes" adalah akting yang luar biasa dari para pemeran utamanya, terutama Andy Serkis sebagai Caesar. Dengan menggunakan teknologi motion capture, Serkis berhasil menampilkan ekspresi dan emosi yang mendalam pada karakternya, sehingga membuat penonton benar-benar terhubung dengan perjuangan dan konflik yang dialami oleh Caesar.

Film ini juga menggambarkan dengan indah kekuatan persahabatan dan keluarga. Hubungan antara Caesar dengan rekan-rekannya, serta dengan anak-anak kera yang ia anggap sebagai keluarganya, memberikan pesan tentang pentingnya dukungan dan persatuan dalam menghadapi cobaan dan tantangan.

"War for the Planet of the Apes" adalah contoh yang baik tentang bagaimana sebuah film aksi dapat memusatkan perhatian pada pengembangan karakter yang kompleks dan mendalam. Daripada hanya fokus pada adegan-adegan aksi yang spektakuler, film ini memberikan ruang yang cukup untuk mengeksplorasi sisi emosional dan psikologis dari karakter-karakternya, sehingga membuat cerita menjadi lebih berarti dan menarik.

Melalui konflik antara kera dan manusia dalam film ini, penonton dihadapkan pada pesan yang kuat tentang dampak destruktif dari perang dan kebijakan yang didasarkan pada ketakutan dan kebencian. Film ini memberikan peringatan yang penting tentang bahaya yang mungkin terjadi jika manusia tidak belajar dari kesalahannya di masa lalu.

"War for the Planet of the Apes" secara tajam mempertanyakan esensi dari kemanusiaan melalui sudut pandang kera yang semakin manusiawi. Dalam film ini, kera-kera menunjukkan kebajikan seperti empati, keberanian, dan pengorbanan, sementara sebagian manusia terlibat dalam kekerasan, ketakutan, dan ambisi yang merugikan. Ini mengundang penonton untuk merenungkan apa yang sebenarnya membuat seseorang atau sesuatu dianggap "manusia."

Perjuangan Caesar dan kera-kera lainnya dalam film ini juga merupakan perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan. Mereka berjuang untuk kebebasan, kesetaraan, dan pengakuan sebagai makhluk hidup yang memiliki hak untuk hidup dengan damai dan tanpa ancaman dari manusia. Pesan ini relevan dengan berbagai perjuangan kemerdekaan dan hak asasi manusia yang masih terjadi di dunia nyata.

Film ini secara konsisten mengkritik perang dan kekerasan sebagai solusi atas konflik. Melalui narasi yang tragis dan penuh penderitaan, "War for the Planet of the Apes" menunjukkan bahwa perang hanya menghasilkan kehancuran dan penderitaan, sementara perdamaian dan dialog adalah jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan perselisihan.

"War for the Planet of the Apes" menggunakan imagery dan simbolisme secara cerdas untuk menyampaikan pesan-pesan filosofisnya. Misalnya, penggambaran benteng manusia yang menjulang tinggi dan kuat dapat dianggap sebagai simbol kekuasaan dan penindasan, sementara hutan dan alam liar melambangkan kebebasan dan kedamaian yang diinginkan oleh kera-kera.

Di tengah konflik dan keputusasaan, film ini juga menyoroti tema tentang penerimaan dan tantangan terhadap takdir. Caesar dan kera-kera lainnya dihadapkan pada takdir yang tampaknya sudah ditentukan oleh perang dan kekerasan, namun mereka tetap bertahan dan berjuang untuk merubahnya, menunjukkan bahwa kehendak dan perjuangan dapat mengubah arah takdir.

"War for the Planet of the Apes" juga mengandung pesan tentang kemampuan untuk berubah dan pulih dari masa lalu yang penuh dengan kekerasan dan konflik. Karakter-karakter dalam film ini, baik manusia maupun kera, mengalami perubahan emosional dan spiritual yang mendalam, menunjukkan bahwa meskipun masa lalu mungkin gelap, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik melalui kesadaran dan tindakan yang tepat.

Sebagai cermin bagi dunia nyata, film ini juga memberikan kritik terhadap keserakahan dan kekuasaan yang berlebihan. Perjuangan antara kera dan manusia dalam film ini dapat dianggap sebagai metafora untuk konflik atas sumber daya alam dan dominasi atas kehidupan lain di planet ini. Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan dan keadilan dalam hubungan antara manusia dan alam.

Meskipun film ini penuh dengan konflik antara kera dan manusia, satu tema yang konsisten adalah kekuatan persatuan. Baik kera maupun manusia, mereka menemukan kekuatan dan keberanian dalam persatuan mereka, menunjukkan bahwa hanya melalui kerjasama dan pengertian antar sesama makhluk hidup kita dapat mengatasi tantangan yang dihadapi.

Dalam suasana ketegangan antara kedua spesies, film ini memberikan pelajaran tentang pentingnya kebijaksanaan dan toleransi. Caesar sebagai pemimpin kera menunjukkan sikap yang bijaksana dalam menghadapi konflik, sementara beberapa karakter manusia juga menunjukkan bahwa toleransi dan pengertian adalah kunci untuk mencapai perdamaian dan keharmonisan.

Meskipun diakhiri dengan tragis, "War for the Planet of the Apes" masih memberikan pesan tentang harapan akan masa depan yang lebih baik. Melalui perjuangan dan pengorbanan karakter-karakternya, film ini menegaskan bahwa meskipun jalan menuju perdamaian dan keadilan mungkin berliku dan sulit, kita harus tetap berharap dan bertindak untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua makhluk hidup.

"War for the Planet of the Apes" telah mendapatkan pengakuan yang luas atas pencapaian sinematiknya yang luar biasa. Dari segi efek visual, teknologi motion capture, hingga desain produksi, film ini telah diapresiasi oleh kritikus dan penonton atas kualitasnya yang tinggi dan inovatif. Penghargaan-penghargaan yang diterimanya menjadi bukti akan keunggulan dalam bidang teknis perfilman.

Trilogi "Planet of the Apes" yang diproduksi ulang ini telah memberikan dampak yang signifikan terhadap industri film dan genre fiksi ilmiah. Penggunaan teknologi motion capture dalam pembuatan karakter kera telah menginspirasi banyak pembuat film untuk mengembangkan teknologi serupa dan meningkatkan kualitas visual dalam film-film lainnya. Selain itu, pendekatan yang serius terhadap narasi dan pengembangan karakter dalam trilogi ini juga telah mengubah pandangan terhadap film aksi dan fiksi ilmiah secara keseluruhan.

Selain mendapat penghargaan dari kalangan industri, "War for the Planet of the Apes" juga sukses secara komersial dan mendapat penerimaan yang positif dari publik. Keberhasilannya dalam menciptakan cerita yang mendalam dan menggugah emosi, sementara tetap menyajikan aksi yang spektakuler, membuat film ini menjadi favorit bagi banyak penonton. Ini menunjukkan bahwa film dengan pesan dan kualitas tinggi tetap dapat sukses di pasar yang kompetitif.

Trilogi "Planet of the Apes" yang diproduksi ulang ini akan menjadi warisan yang berharga bagi generasi mendatang. Selain sebagai karya seni yang menghibur, film-film ini juga menyimpan pesan-pesan moral dan filosofis yang dapat terus menginspirasi dan mengajarkan nilai-nilai penting kepada penonton di masa depan. Dengan demikian, warisan dari trilogi ini akan terus hidup dan memberikan pengaruh positif bagi dunia perfilman dan masyarakat secara luas.

"War for the Planet of the Apes" adalah sebuah film yang memukau dan mendalam dalam banyak hal. Dari segi visual, cerita, akting, hingga pesan moral yang disampaikan, film ini berhasil menciptakan pengalaman sinematik yang luar biasa bagi para penontonnya. Melalui perjuangan Caesar dan kera-kera lainnya, film ini mengajarkan kita tentang nilai-nilai kemanusiaan, keberanian, persatuan, dan harapan.

Dengan menggabungkan teknologi mutakhir dengan cerita yang kuat, "War for the Planet of the Apes" telah meninggalkan jejak yang dalam dalam dunia perfilman. Trilogi ini bukan hanya sekadar sekuel dari waralaba yang sudah ada sebelumnya, tetapi juga sebuah pencapaian seni yang menginspirasi dan mengajarkan banyak hal kepada penontonnya. Dengan demikian, "War for the Planet of the Apes" dapat dianggap sebagai salah satu karya paling berkesan dan berpengaruh dalam sejarah perfilman modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun