Salah satu poin penting dari "War for the Planet of the Apes" adalah akting yang luar biasa dari para pemeran utamanya, terutama Andy Serkis sebagai Caesar. Dengan menggunakan teknologi motion capture, Serkis berhasil menampilkan ekspresi dan emosi yang mendalam pada karakternya, sehingga membuat penonton benar-benar terhubung dengan perjuangan dan konflik yang dialami oleh Caesar.
Film ini juga menggambarkan dengan indah kekuatan persahabatan dan keluarga. Hubungan antara Caesar dengan rekan-rekannya, serta dengan anak-anak kera yang ia anggap sebagai keluarganya, memberikan pesan tentang pentingnya dukungan dan persatuan dalam menghadapi cobaan dan tantangan.
"War for the Planet of the Apes" adalah contoh yang baik tentang bagaimana sebuah film aksi dapat memusatkan perhatian pada pengembangan karakter yang kompleks dan mendalam. Daripada hanya fokus pada adegan-adegan aksi yang spektakuler, film ini memberikan ruang yang cukup untuk mengeksplorasi sisi emosional dan psikologis dari karakter-karakternya, sehingga membuat cerita menjadi lebih berarti dan menarik.
Melalui konflik antara kera dan manusia dalam film ini, penonton dihadapkan pada pesan yang kuat tentang dampak destruktif dari perang dan kebijakan yang didasarkan pada ketakutan dan kebencian. Film ini memberikan peringatan yang penting tentang bahaya yang mungkin terjadi jika manusia tidak belajar dari kesalahannya di masa lalu.
"War for the Planet of the Apes" secara tajam mempertanyakan esensi dari kemanusiaan melalui sudut pandang kera yang semakin manusiawi. Dalam film ini, kera-kera menunjukkan kebajikan seperti empati, keberanian, dan pengorbanan, sementara sebagian manusia terlibat dalam kekerasan, ketakutan, dan ambisi yang merugikan. Ini mengundang penonton untuk merenungkan apa yang sebenarnya membuat seseorang atau sesuatu dianggap "manusia."
Perjuangan Caesar dan kera-kera lainnya dalam film ini juga merupakan perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan. Mereka berjuang untuk kebebasan, kesetaraan, dan pengakuan sebagai makhluk hidup yang memiliki hak untuk hidup dengan damai dan tanpa ancaman dari manusia. Pesan ini relevan dengan berbagai perjuangan kemerdekaan dan hak asasi manusia yang masih terjadi di dunia nyata.
Film ini secara konsisten mengkritik perang dan kekerasan sebagai solusi atas konflik. Melalui narasi yang tragis dan penuh penderitaan, "War for the Planet of the Apes" menunjukkan bahwa perang hanya menghasilkan kehancuran dan penderitaan, sementara perdamaian dan dialog adalah jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan perselisihan.
"War for the Planet of the Apes" menggunakan imagery dan simbolisme secara cerdas untuk menyampaikan pesan-pesan filosofisnya. Misalnya, penggambaran benteng manusia yang menjulang tinggi dan kuat dapat dianggap sebagai simbol kekuasaan dan penindasan, sementara hutan dan alam liar melambangkan kebebasan dan kedamaian yang diinginkan oleh kera-kera.
Di tengah konflik dan keputusasaan, film ini juga menyoroti tema tentang penerimaan dan tantangan terhadap takdir. Caesar dan kera-kera lainnya dihadapkan pada takdir yang tampaknya sudah ditentukan oleh perang dan kekerasan, namun mereka tetap bertahan dan berjuang untuk merubahnya, menunjukkan bahwa kehendak dan perjuangan dapat mengubah arah takdir.
"War for the Planet of the Apes" juga mengandung pesan tentang kemampuan untuk berubah dan pulih dari masa lalu yang penuh dengan kekerasan dan konflik. Karakter-karakter dalam film ini, baik manusia maupun kera, mengalami perubahan emosional dan spiritual yang mendalam, menunjukkan bahwa meskipun masa lalu mungkin gelap, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik melalui kesadaran dan tindakan yang tepat.
Sebagai cermin bagi dunia nyata, film ini juga memberikan kritik terhadap keserakahan dan kekuasaan yang berlebihan. Perjuangan antara kera dan manusia dalam film ini dapat dianggap sebagai metafora untuk konflik atas sumber daya alam dan dominasi atas kehidupan lain di planet ini. Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan dan keadilan dalam hubungan antara manusia dan alam.