Mendengar nama Hiroshima pasti kita akan langsung berpikir tentang kota yang dijatuhi bom atom oleh Amerika pada saat perang dunia kedua. Kota ini adalah salah satu kota yang disarankan oleh teman Jepang dan Perancis saya untuk dikunjungi karena menarik.Â
Selain itu kota ini tidak jauh dari Osaka dan kita dapat melakukan 'day trip' ke sana. Oleh karena itu Hiroshima pun masuk dalam daftar tempat yang akan saya kunjungi dalam perjalanan ke Jepang ini.
Kami (teman saya dan saya) meninggalkan Osaka sekitar jam 8 pagi agar kami memiliki cukup waktu untuk sekedar melihat-lihat Hiroshima. Kami pun naik kereta Shinkansen dari Osaka menuju Hiroshima.Â
Perjalanan dari Osaka menuju Hiroshima memakan waktu sekitar satu setengah jam. Cuaca mendung saat kami berangkat jadi pemandangan di luar nampak teduh.Â
Pemandangan yang disuguhkan di sepanjang perjalanan cukup menarik. Saya tidak menyangka kalau tempat-tempat yang kami lewati cukup hijau dan menawan.
Setibanya di Hiroshima kami pun mulai bertanya di bagian informasi bagaimana caranya mencapai Genbaku Dome atau Hiroshima Atomic Bomb Dome. Kami disarankan untuk naik bus atau tram.Â
Kami memilih untuk naik tram karena kami ingin mencoba  moda transportasi ini. Tram ini berjalan di atas rel dan relnya ada di tengah jalan. Ada beberapa wisatawan yang juga menuju Genbaku Dome. Kami turun di pemberhentian yang dekat dengan Atomic Bomb Dome, lalu menyeberang jalan untuk mencapainya. Letaknya tidak jauh dari pemberhentian tram.
Saat tiba di situ kita dapat melihat bangunan yang beberapa struktur dindingnya dan atapnya  yang berbentuk 'dome' (kubah) masih berdiri. Bangunan ini diakui oleh UNESCO sebagai World Cultural Heritage Site pada tahun 1996 lalu. Bangunan ini dilestarikan sebagai pengingat akan dampak buruk dari bom atom.Â
Selain itu bangunan ini dijadikan simbol tentang pentingnya penghapusan terhadap senjata nuklir dan juga simbol perdamaian. Seperti yang kita ketahui, akibat yang ditimbulkan oleh serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki sangat dahsyat.Â
Tidak saja banyak bangunan yang hancur, korban jiwa pun banyak sekali. Orang-orang yang berhasil selamat tetap harus menderita akibat paparan radiasi. Paparan tersebut menyebabkan timbulnya masalah baru bagi para penyitas karena mereka mengalami kanker, mutasi genetik, kerusakan pada jaringan kulit mereka dan yang menyedihkan adalah dampak psikologis yang mereka alami.
Genbaku Dome  merupakan bagian dari Hiroshima Peace Memorial Park. Letaknya tepat di tepi sungai yang bersih dan terdapat beberapa kapal lalu lalang di sungai tersebut.
 Di tepi sungai terdapat sebuah monumen batu. Pemandangan dari seberang sungai ini indah dan menyegarkan mata. Saya tidak menyangka Hiroshima ternyata indah dan menyenangkan.Â
Terus terang saya tidak memiliki harapan yang tinggi saat memasukkan Hiroshima dalam daftar tempat yang akan dikunjungi. Ternyata tempat ini indah dan saya tidak menyesal telah mengunjunginya.
Di belakang dome ini kita bisa menemukan monumen Memorial Cenotaph untuk memperingati orang-orang yang meninggal akibat bom atom tersebut. Di situ terdapat nama-nama orang yang sudah meninggal dan bentuk monumen tersebut sangat unik.Â
Dari monumen tersebut kita bisa berjalan di sepanjang tepian sungai sampai di jembatan. Di seberang Atomic Bomb Dome, ada sebuah taman yang luas. Di taman tersebut kita dapat menemukan monumen lain.Â
Monumen yang disebut Children's Memorial Monument. Monumen ini dibangun untuk memperingati Sodako Sasaki dan anak-anak lainnya yang meninggal akibat bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima. Monumen tersebut terbuat dari perunggu dan memiliki tiga kaki.Â
Di bagian paling atas terdapat patung seorang anak perempuan sedang memegang 'paper crane' (origami berbentuk burung yang merupakan lambang perdamaian), agak ke bawah terdapat patung seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
Saat berada di sana, saya sempatkan untuk melihat-lihat kumpulan 'paper crane' yang ada di sana dengan berbagai pesan perdamaian. Kita dapat menuliskan pesan kita saat di sana.Â
Selain itu jika kita tidak bisa ke sana dan ingin mengirimkan pesan, kita juga bisa mengirimkan pesan kita dari tempat di mana kita tinggal untuk dipasang di sana. Jika pembaca ingin mengirimkan pesan kalian, coba cari di internet alamatnya. Kita bisa mengirimkan pesan kita ke alamat tersebut. Mereka nanti akan menuliskan pesan kalian di 'paper crane' dan akan dipasang di 'rumah-rumah kecil' tempat pesan-pesan dipajang.
Tidak jauh dari Children's Memorial Monument, terdapat sebuah lonceng. Nah banyak orang mengantre untuk membunyikan lonceng  ini. Suaranya lumayan keras karena dapat terdengar dari seberang sungai. Saat saya berada di Atomic Bomb Dome, saya mendengar lonceng tersebut berbunyi berkali-kali.
Di seberang Children's Memorial Monument terdapat sebuah museum. Berhubung hari sudah siang dan kami harus kembali ke Osaka, kami memutuskan untuk tidak mengunjunginya. Kami kemudian mencari tempat untuk makan siang. Kami menemukan restoran Okonomiyaki.Â
Teman saya ingin mencobanya, tetapi saya agak malas karena pengalaman malam sebelumnya saat makan Okonomiyaki di Osaka. Kami lalu berjalan saja di sepanjang 'arcade' untuk mencari restoran Okonomiyaki yang lain.Â
Setelah berputar-putar tanpa menemukan restoran Okonomiyaki lagi, akhirnya kami menemukan sebuah restoran yang memiliki menu lebih bermacam-macam. Kami lalu masuk dan makan di situ. Wah ... harganya murah jika dibandingkan dengan Kyoto dan Osaka, dan rasanya pun enak.Â
Setelah makan kami kembali ke setasiun dan menunggu kereta yang menuju Osaka. Dalam perjalanan menuju Osaka, saya sempat menyesali kenapa kami tidak bermalam di Hiroshima karena masih banyak tempat yang belum kami jelajahi. Saya harus kembali  jika ada kesempatan ke Jepang lagi.Â
Kami sempat tertidur di kereta karena kelelahan. Tiba di Osaka sudah sekitar jam 6 sore, kami langsung menuju hotel, tetapi ketika sudah di dekat hotel kami melihat toko ice cream yang ada di sebelah hotel masih buka.
Kami pun mampir untuk membelinya dan menikmati ice cream tersebut sambil duduk-duduk di area terbuka di depan toko serta memandangi anak-anak yang sedang bermain-main di area publik di depan apartemen mereka. Setelah itu kami kembali ke kamar hotel.Â
Tidak lama saya berada di kamar hotel karena jam sudah menunjukkan waktu makan malam. Saya pun turun sendirian untuk mencari makan malam. Kali ini saya sudah tahu apa yang akan saya makan untuk makan malam saya dan di restoran mana. Jadi saya tidak perlu mencari-cari restoran lagi. Saya turun ke lantai bawah di area pertokoan dan segera menuju restoran yang menyajikan unagi.Â
Hari sebelumnya sebenarnya saya sudah melihat menu tersebut tetapi waktu itu saya masih mencari makanan lain. Akhirnya, kesampaian juga makan unagi. Selain unagi saya juga memesan tempura. Wuih ... semuanya mantap rasanya. Malam itu adalah malam terakhir di Jepang dan saya benar-benar menikmati makan malam terakhir saya di Jepang.Â
Hampir dua minggu kami habiskan liburan kami di Jepang. Banyak hal yang kami pelajari dari perjalanan ini. Mulai dari budaya, masyarakat, disiplin, kejujuran, dan banyak lagi.Â
Jika ada kesempatan lagi saya ingin kembali ke Jepang dan mengunjungi tempat-tempat yang belum sempat saya kunjungi. Saya ingin menikmati Nara lebih lama lagi dan tentu saja Hiroshima.Â
Masih banyak tempat di kedua kota tersebut yang belum sempat saya kunjungi. Tentu saja beberapa tempat lain yang belum pernah saya datangi akan masuk di dalam daftar tempat yang harus didatangi.
Jepang pun memberikan kesan mendalam pada diri saya dan mudah-mudahan kesempatan untuk mengunjunginya dapat segera tiba. 😀
***
gmt 14/08/2
Sumber foto: dokumen pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H